TPS 3R Uma Asri Layani 1808 Pelanggan, Pengelolaan Sampah Terjadwal

Terkait antisipasi penutupan TPA Suwung, pihaknya mengaku di Ubung Kaja memiliki manajemen yang sudah profesional dan hal itu sudah dipetakan sebelumnya.
“Terkait penutupan TPA Suwung sudah kita rapatkan jauh-jauh hari. Kita sudah buat antisipasinya. Ada beberapa opsi yang kita siapkan. Satu pengangkutan terbatas yang sekarang kita lakukan. Karena kita dapat jatah kontainernya cuma satu yang biasanya dua, otomatis kita juga batasi pembuangan residunya, biar tidak terjadi penumpukan. Begitu juga sampah di tingkat rumah tangga disarankan diurai sedikit demi sedikit,” paparnya.

Di TPS 3R Uma Asri J2PS mengetahui lebih nyata bagaimana proses pengolahan dan pemilahan sampah organik dan unorganik.

Rombongan J2PS terdiri dari Agustinus Apollonaris K Daton (Ketua), Muhammad Ridwan (Sekretaris) dan I Gusti Ngurah Dibia (Ketua Divisi Sosialisasi dan Edukasi), Ignasius Kleden (Ketua Divisi Advokasi dan Hukum) dan Umar Ibnu Alkhatab (Penasihat).

BACA JUGA:  Dua TPS Tutup, Sampah Berserakan, DLHK Diminta Tambah Armada

“Kunjungan kita ke TPS 3R Uma Asri untuk melihat lebih jelas bagaimana TPS 3R Uma Asri mengelola sampah warga di kawasan Ubung Kaja serta kendala yang dihadapi,” kata Ketua J2PS yang akrab disapa Apollo Daton.

Untuk diketahui TPS 3R Uma Asri ini dikelola secara mandiri oleh Desa Ubung Kaja di lahan aset Pemkot Kota Denpasar seluas 10 are (di belakang) dan tambahan yang baru seluas 3 are di bagian depan.

Konstruksi bangunannya dibangun oleh PUPR Kota Denpasar. Mesin pencacah bantuan CSR BRI terlihat tak seluruhnya dipergunakan karena alasan konsumsi listrik yang tinggi dalam operasionalnya. Terdapat juga mesin pengayak sampah, mesin pembuat paving dari sampah plastik.

BACA JUGA:  Perwira Polisi di Kuta Selatan yang Rutin Edukasi Masyarakat Terkait Pemilahan Sampah

Beberapa waktu lalu TPS 3R ini sempat didemo warga sekitar Br Uma Sari yang tak setuju keberadaan TPS barunya seluas 3 are yang selanjutnya juga akan dikelola Desa Ubung Kaja. Menyikapi kondisi itu Rian menegaskan yang berunjuk rasa hanya segelintir orang dan tak mewakili keseluruhan warga. “Yang paling ngotot demo itu hanya sekitar 3 orang. Di Uma Sari ada 900 orang. Nggak fair dong, kalau yang 3 orang kita dengerin, yang 897 kita gak dengerin. Yang lain gak ada yang protes, yang 3 protes, ya sudah. Kalau gak mau gitu, ya gimana,” kata Rian.

Ia menambahkan, menerangkan saat ini pihaknya mempekerjakan total 15 orang karyawan.
“Kita punya 10 pemilah, 1 manajer, 1 admin, dan 3 freelance. Dengan gaji bulanan kecuali yang freelance. Kita ada perlindungan BPJS Ketenagakerjaan dan Kesehatan. Aman. Semua sudah punya,” tutup Rian. (M-003)