Satgas Flobamora Bali Kecam Sejumlah Oknum Yang Ngaku Sesepuh 

Jika ada yang mengaku sebagai sesepuh NTT di Bali dan pembentuk Satgas Flobamora Bali, itu tidak benar. Yang namanya sesepuh adalah orang yang memiliki sentuhan terhadap Flobamora.  “Sejak saya jadi Ketua Satgas Flobamora Bali dari tahun 2015 sampai sekarang, saya tidak pernah melihat keterlibatan Hilarius Mali dalam membentuk, membina  bahkan berkontribusi  kepada Satgas Flobamora Bali.  Jangankan  yang besar, satu gelas air aqua aja belum pernah.  Jadi mohon jangan melakukan pembohan publik. Kalau ada yang pernah dia keluarkan atau korbankan untuk Satgas, datang dan bicarakan dengan saya, saya siap kembalikan itu,” kata Marthen.

Bagi Marthen, kata sesepuh itu memiliki nilai sakral dan sangat dihormati. “Kami tidak mengenal orang yang mengaku sesepuh di luar Flobamora Bali. Kalau Hilarius Mali mengaku sesepuh, kenapa dia mau dipukul oleh anak NTT?  Dia yang mencari perlindungan kepada Yusdi Diaz sebagai Ketua Flobamora Bali dan Ardy Ganggas sebagai penasihat Flobamora Bali,” katanya.

BACA JUGA:  Ini Motif Pengeroyokan di Sempidi

Marthen Rowa menegaskan, Satgas Flobamora Bali, adalah relawan sosial yang siap hadir kapanpun, di manapun, ketika ada warga NTT bermasalah.  “Mereka-mereka pasti melihat, pasti mendengar perkembagan dari tahun 2015 sampai hari ini. Kemarin-kemarin masih banyak anak NTT dengan anak NTT. Kupang sama Flores. Flores sama Sumba, Sumba sama Kupang sering berantam. Sampai saat ini sudah hampir tidak terdengar. Karena apa? Peran serta senior-senior yang kami rangkum dalam bungkusan kata Satgas, yang saya libatkan dalam Satgas itu adalah pentolan-pentolan anak muda yang mampu dijadikan figur oleh anak-anak kami dari NTT sehingga sampai  saat ini (kasus kriminal) di polsek-polsek mulai berkurang. Jadi kalau ada yang tidak paham dengan Satgas Flobamora Bali, datanglah tanya kepada kami,” bebernya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *