KLUNGKUNG,MENITINI.COM-Di tengah suara riuh mesin pencacah dan aroma menyengat yang lekat di udara, puluhan pekerja di Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS) Center Karang Dadi, Kabupaten Klungkung, Bali, Senin (21/4/2025) terlihat sibuk menjalani rutinitas mereka. Dengan sarung tangan lusuh dan masker yang menempel di wajah, mereka memilah, memindahkan, dan mengolah limbah yang setiap hari datang dalam jumlah puluhan ton. Di tangan mereka, sampah bukan lagi sekadar sisa yang dibuang, tapi sesuatu yang bisa dimanfaatkan kembali menjadi energi, kompos, atau bahkan sumber penghidupan.
Namun kerja keras mereka kerap berjalan dalam senyap. Di sisi lain, masih banyak warga yang dengan mudahnya membuang sampah sembarangan, membebani lingkungan, dan seakan lepas tangan terhadap dampaknya. Ironi ini menampar nurani: ketika sebagian orang tak ambil pusing dengan sampahnya sendiri, para pekerja ini justru menghabiskan hari-harinya demi memastikan sampah tak menjadi bencana.
Padahal, jika setiap individu mau memilah sampah dari rumah, memisahkan organik dan anorganik, mengurangi konsumsi plastik sekali pakai, pekerjaan para petugas ini akan jauh lebih ringan. “Kami hanya bisa mengolah apa yang datang. Tapi kalau sejak dari sumbernya sudah tertata, semua akan jadi lebih mudah,” ujar salah satu pekerja di lokasi dengan senyum lelah saat ditanya soal kendala dalam pekerjaanya.
Masalah sampah di Bali kini sudah masuk kategori darurat. Pantai yang dulu dikenal karena keindahannya, kini tak jarang dipenuhi tumpukan sampah, terutama saat musim hujan. Bahkan Gubernur Bali Wayan Koster mengeluarkan Surat Edaran Nomor 09 Tahun 2025 tentang Gerakan Bali Bersih Sampah sebagai bentuk keprihatinan sekaligus seruan kepada seluruh elemen masyarakat untuk bergerak bersama mengatasi persoalan ini.
Di tengah situasi itulah, bentuk apresiasi kepada para pekerja TOSS menjadi sesuatu yang penting. Menjelang Hari Raya Galungan, Bali Waste Cycle (BWC), perusahaan yang konsisten dalam upaya pengelolaan sampah berkelanjutan, memberikan bantuan sosial berupa paket sembako kepada puluhan pekerja di TOSS Klungkung. Bantuan ini bukan hanya soal materi, tetapi juga pengakuan atas kontribusi besar mereka yang kerap terabaikan.
“Para pekerja ini adalah garda terdepan pengelolaan sampah. Tanpa mereka, sistem ini tidak akan berjalan,” ujar Dibyana Prajna mewakil Founder BWC, Putu Ivan Yunatana, di sela kegiatan pembagian bingkisan bersama Kepala Bidang Pengolahan Sampah, Limbah B3, dan Pemeliharaan Lingkungan Hidup, DLHP Kabupaten Klungkung, I Made Sudiantara.
Gerakan kolektif memang dibutuhkan. Kebijakan dari atas tidak akan berarti tanpa partisipasi aktif masyarakat. Saatnya setiap orang menyadari bahwa sampah adalah tanggung jawab pribadi. Pekerja seperti di TOSS Center ini boleh bekerja keras, tapi mereka tidak bisa menanggung beban dari pola hidup abai kita semua.
Bali, dengan segala keindahan dan kekayaan budayanya, layak menjadi pulau yang bersih dan lestari. Dan upaya itu harus dimulai dari rumah kita masing-masing, dari cara kita memperlakukan sampah yang kita hasilkan setiap hari. (M-011)
- Editor: Daton