Bupati Pasuruan MInta Investor Terlibat TAngani Stunting

PASURUAN,MENITINI.COM-Pemerintah Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, meminta perusahaan utamanya para investor untuk aktif terlibat membantu menangani stunting di kabupaten setempat.

Melansir Medcom.id, Wakil Bupati Pasuruan, Abdul Mujib Imron (Gus Mujib), mengatakan saat ini sudah ada beberapa perusahaan yang peduli pada kasus stunting di wilayah terdekat. Namun jumlahnya tidak sebanding dengan banyaknya perusahaan di Kabupaten Pasuruan yang mencapai ribuan perusahaan.

“Ada perusahaan dari Pandaan, Bangil, Kejayan dan wilayah lainnya. Tapi jumlahnya masih sedikit kalau dibanding dengan ribuan perusahaan yang ada di Kabupaten Pasuruan,” kata Abdul di sela meninjau Posyandu Akbar di Pasuruan, Kamis, (25/08/2022) dikutip Medcom.id.

Dia mengatakan kepedulian yang dimaksud adalah menyisihkan dana tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibilty/CSR) khusus untuk penanganan stunting.

BACA JUGA:  Cemaran Plastik Air Minum Kemasan Meningkat, Harus Apa?

Gus Mujib mengatakan keterlibatan perusahaan sangat penting dalam pengentasan stunting karena jika hanya pemerintah daerah yang terlibat, tentu membutuhkan waktu lama karena kondisi keuangan daerah yang masih sangat terbatas.

“Untuk itu, harus ada peran dan keterlibatan pihak swasta secara bersama mengatasi permasalahan ini. Karena kalau semuanya urusan pemerintah daerah, ya pasti akan lama karena keterbatasan anggaran yang ada,” jelasnya.

Sampai sejauh ini, peran pemerintah daerah dalam rangka menurunkan angka stunting telah dilakukan sejak beberapa tahun terakhir.

Terbaru adalah Program ”Kasih Bersanding Mesra” yang merupakan singkatan dari Keluarga Bersih Bersama Sadar Stunting Menuju Masyarakat Sejahtera. Program ini telah dilandasi dengan Peraturan Bupati Pasuruan Nomor 2 Tahun 2022 tentang Gerakan Kasih Bersanding Mesra.

BACA JUGA:  Tips Jitu Puasa Ramadhan Anti Begah

Dalam implementasinya, terobosan baru ini menurut Gus Mujib lebih pada mengajak semua pemangku kepentingan agar bersama-sama mereduksi stunting. Terutama, percepatan upaya penurunan stunting dengan koordinasi yang solid antarpemangku kepentingan.

”Harus ada kolaborasi antara pemerintah daerah, dunia usaha, komunitas, organisasi profesi, hingga akademisi. Semua kalangan dirangkul sebagai satu kekuatan,” ungkapnya. Ia mengatakan, asupan gizi anak di 1.000 hari kehidupan itu sangat penting.

Sumber: Medcom.id