Titus Brandsma : Sosok Santo Pelindung Jurnalistik Jalani Kanonisasi Hari Ini

DENPASAR, MENITINI.COM – Tepat hari ini 15 Mei, setelah lama tertunda akibat pandemi, Vatican akan mengadakan misa khusus untuk kanonisasi orang suci. Dalam misa hari ini, akan ada 10 orang suci yang akan memperoleh gelar Santo atau Santa. Pengakuan kesucian ini berdasar perilaku, teladan dan kemartiran selama hidup mereka. Menariknya adalah figur Titus Brandsma yang akan mendapat gelar pelindung jurnalistik. Para jurnalis dan pekerja media massa patut berbangga. Siapa dia? Kenapa bisa beliau menjadi pelindung jurnalis? Mari berkenalan dengan Beato Titus Brandsma yang mulai hari ini akan bergelar menjadi  Santo!

Kehidupan Awal Titus Brandsma

Anno Sjoerd Brandsma lahir di provinsi Friesland Belanda pada tahun 1881 dari orang tua Katolik yang taat. Saat itu, daerah ini adalah daerah dengan dominasi Protestan. Pada usia 17 tahun, Anno muda memasuki novisiat Karmelit di Boxmeer di Sungai Meuse, mengambil nama religius “Titus” untuk menghormati ayahnya. Titus sendiri adalah salah satu sahabat St. Paulus yang merupakan jurnalis utama Gereja perdana. Ia menjadi imam pada tanggal 7 Juni 1905, memperoleh gelar doktor di Universitas Gregorian Roma pada tahun 1909 dan kemudian kembali ke Belanda. Dalam tahun-tahun awal tahbisannya, ia menunjukkan energi dan talenta yang luar biasa dalam berbagai bidang.

BACA JUGA:  Tradisi Siat Yeh di Banjar Teba Jimbaran, Sehari Setelah Hari Raya Nyepi

Selama satu setengah dekade, ia bekerja sebagai penulis, guru, dan pembuat kontroversi dalam Katolisitas. Ia meluncurkan dan memimpin sebuah proyek untuk menerjemahkan ke dalam bahasa Belanda karya mistik dan reformator Karmelit St. Teresa Avila. Selain itu juga mendirikan sekolah menengah atas pada tahun 1919 dan memimpinnya selama dua tahun. Tidak hanya akademis, ia membela penggambaran ekspresionis seorang pelukis tentang Jalan Salib dalam buah meditasi dan pada tahun 1923 ia menjadi salah satu pendiri Universitas Katolik Nijmegen. Titus Brandsma bertugas mengkhususkan diri dalam filsafat dan teologi mistisisme sekaligus memimpin universitas selama satu tahun sebagai Rektor Magnificus. Walau era tersebut rektor dan guru besar terkenal dengan eksklusivitasnya, Titus menjadi pembuka jalan untuk mengawali keterbukaan dan penerimaannya terhadap para murid.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *