Kunjungi TOSS Center Klungkung, Setwapres Nilai Mesin Olah Residu PT. CTBL Efektif Kurangi Sampah ke TPA

KLUNGKUNG,MENITINI.COM-Asisten Deputi Infrastruktur, Ketahanan Energi Sumber Daya Alam, Kantor Sekretariat Wakil Presiden Sri Prastiwi Utami mengatakan pola pengelolaan sampah di TOSS Center Klungkung bisa menjadi referensi bagi daerah lain karena telah mampu menyesuaikan dengan karakter sampah lokal.

Hal tersebut diungkap Sri Prastiwi Utami saat mengunjungi TOSS Center yang berada di Dusun Karangdadi Desa Kusamba, Kecamatan Dawan bersama rombongan Sekretariat Wakil Presiden, Rabu (9/8/2023).

Di TOSS Center, rombongan Sekretariat Wakil Presiden diterima oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Klungkung, I Ketut Suadnyana, didampingi, Kepala Bidang pengolahan Sampah, Limbah B3 dan Pelestarian Lingkungan Hidup, Komang Agus Sedana dan perwakilan PT Cahaya Terang Bumi Lestari (CTBL), bagian dari unit usaha BWC grup sebagai penyedia dan operator mesin pengolah residu menjadi RDF di TOSS Center.

Rombongan diajak langsung melihat proses pengolahan sampah mulai dari pemilihan hingga pengolahan residu yang menggunakan mesin olah residu PT. CTBL. Tampak rombongan sangat tertarik dengan mesin inovasi anak bangsa itu, dengan mengamati secara detail mesin yang sejak beropersi pada pertengahan 2022, telah mampu mengurangi jumlah sampah yang berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Sri Prastiwi Utami menegaskan, pengelolaan sampah memerlukan keseriusan dan komitmen, tidak hanya dari pemerintah, tetapi semua pemangku kepentingan dan masyarakat di hilir. Lebih penting dari itu kata dia, adalah economy circular dalam pengelolaan sampah.

BACA JUGA:  Sampah Kayu Sumbat Jembatan Yang Biasa Dilewati Siswa Sekolah Luar Biasa, Khawatir Jadi Sarang Nyamuk

“Yang menjadi keunggulan di Klungkung, adalah pengelolaan sampah berbasis masyarakat, yaitu melibatkan masyarakat, tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah. Peranan pimpinan itu sangat penting, pemimpin yang mempunyai komitmen, mempunyai leadership dan mau bekerja keras mengajak warganya harus mengelola. Yang juga menarik adalah pengelolaan sampah dengan metode Osaki,” ujarnya.

Asdep Sri Prastiwi Utami (tiga dari kiri) mendengar penjelasan dari dari pejabat Dinas LH Klungkung tentang pengelolaan sampah di TOSS Center Klungkung. (Foto: M-011)
Asdep Sri Prastiwi Utami (tiga dari kiri) mendengar penjelasan dari dari pejabat Dinas LH Klungkung tentang pengelolaan sampah di TOSS Center Klungkung. (Foto: M-011)

Saat ditanya soal energi baru terbarukan atau Refuse Derived Fuel (RDF) yang dihasilkan oleh mesin CTBL, ia mengatakan, sangat bagus karena RDF bisa digunakan untuk industri-industri yang membutuhkan, antara lain pabrik semen, listrik tenaga uap dan lain-lain. Ia mengharapkan, dengan menggandeng pihak ketiga pengelolaan sampah di TOSS center semakin meningkatkan partisipasi para pihak sehingga sampah 100 persen bisa terkelola di TPS 3R,” ujarnya.

Dirinya juga mengatakan pengelolaan sampah di TOSS Center Klungkung bisa diadopsi oleh daerah-daerah lain namun tetap dengan memperhatikan karakter sampah.

Kepala Bidang pengolahan Sampah, Limbah B3 dan Pelestarian Lingkungan Hidup, Klungkung, Komang Agus Sedana menjelaskan pada tahun 2023 pihaknya bekerja sama dengan PT CTBL. Dengan mesin pengolah residu yang dimiliki oleh CTBL itu, residu akan diolah menjadi RDF. “Nantinya PT CTBL yang menyalurkan ke off taker yang menggunakan produk dari RDF ini. Hingga sekarang kita sudah kirim hingga 30 ton,” ujarnya.

BACA JUGA:  Dua TPS Tutup, Sampah Berserakan, DLHK Diminta Tambah Armada

Komang Agus menjelaskan, pada tahun 2022, kapasitas mengolah sampah bisa 54 persen, lalu dengan adanya mesin RDF sampah yang bisa diolah sampai Bulan Juni ini sudah 60 persen. Harapannya kedepan akan menjadi lebih banyak lagi menjadi 70 atau 80 persen, sehingga sampah yang ket TPA akan menjadi sangat berkurang.

Direktur PT CTBL, Putu Ivan Yunatana ketika diminta pendapat terkait kedatangan tim dari Kantor Wapres mengatakan, CTBL yang menyediakan mesin pengolah residu jadi RDF di TOSS Center. “Kunjungan ini sangat positif. Wujud kepedulian pemerintah pusat terhadap kondisi Bali saat ini terkait pengelolaan sampah.

“Memang pengelolaan sampah masih jauh dari yang diharapkan. Karena untuk pengelolaan sampah yang efektif dan efisien harus memahami dulu karakteristik sampah yang akan ditangani. Apakah sampah tersebut banyak unsur organiknya atau anorganik. Apakah sampah basah atau kering,” ungkpanya.
Termasuk kata dia, perlu memahami perilaku masyarakat karena hal ini berdampak pada kondisi sampah dan berpengaruh terhadap sistem dan mekanisme pengolahan sampah.

Founder BWC ini menambahkan, prinsipnya, sampah akan jadi bahan baku industri bilamana sudah terpilah antara organik dan anorganik. Dan, tantangan berikut adalah bagaimana mengolah residu menjadi produk bermanfaat sehingga tidak tersia-siakan, terbuang dan membebani TPA .
PT CTBL sebagai penyedia dan operator mesin kreativitas anak bangsa, memastikan pengelolaan residu menjadi RDF di TOSS Center tak berbau busuk dan menimbulkan asap.

BACA JUGA:  Presiden Jokowi: Penting untuk Pengelolaan Air Limbah Ramah Lingkungan

“Selama awal Januari 2023 sampai dengan sekarang, mesin ini dioperasionalkan sudah sekitar kurang kebih 30 ton residu mestinyw terbuang ke TPA Sente. Namun tidak terbuang karena menjadi RDF yang kemudian digunakan sebagai salah satu bahan bakar alternatif untuk salah satu pabrik di Pasuruan yang telah mengganti bahan bakar batu bara dengan RDF,” tandasnya.

Ivan menambahkan, saat ini pihaknya sedang menyiapkan dan mendesain sebuah mesin yang nantinya mobile ke TPS3R dua kali seminggu untuk melakukan olah residu di di TPS3R tersebut.

“Dengan begitu residu yang tertumpuk di TPS3R dan mengakibatkan bau busuk dapat segera diolah untuk kemudian dijadikan material yang berguna dan memiliki nilai ekonomis,” kata Ivan Yunatana. (M-003)

  • Editor: Daton

Berita Lainnya: