Apa Itu Tradisi Peresean Digelar Meriahkan HUT Lobar ke-67 di Taman Kota Gerung

Presean HUT Lobar
Pagelaran budaya Peresean di Taman Kota Gerung memeriahkan perayaan HUT Lobar ke-67.

MATARAM, MENITINI.COM – Gelaran seni budaya tradisional Peresean yang bertajuk ‘Belage Pepadu Angoh Betukah Tatu Saling Kemos’ dalam rangka memeriahkan HUT Lobar ke-67 tahun 2025 menarik perhatian masyarakat luas.

Antusiasme penonton terlihat meningkat signifikan seiring berjalannya waktu, khususnya pada hari ketiga pelaksanaannya yang berlangsung di Taman Kota Giri Menang Gerung.  

Pihak Polres Lobar pun mengambil langkah proaktif guna menjaga jalannya Peresean dengan mengoptimalkan upaya pengamanan dan monitoring kegiatan untuk memastikan kelancaran dan ketertiban jalannya acara.

Kapolres Lobar, AKBP Yasmara Harahap, melalui Kapolsek Gerung, Iptu I Gusti Agung Bayu Damana, menyatakan keramaian penonton menjadi indikator positif apresiasi masyarakat terhadap seni budaya Peresean.

Peningkatan jumlah pengunjung yang datang untuk menyaksikan para pepadu beraksi menjadi alasan kuat bagi aparat keamanan untuk lebih meningkatkan kewaspadaan.

“Secara umum, pagelaran seni budaya Peresean Belage Pepadu Angoh Betukah Tatu Saling Kemos ini makin ramai penonton dari hari ke hari,” ujar Iptu Bayu Damana, Sabtu (19/4/2025). Ia menambahkan bahwa, seiring dengan peningkatan antusiasme masyarakat, pihak Polres Lobar melalui Polsek Gerung mengoptimalkan pengamanan dan monitoring kegiatan tersebut.

BACA JUGA:  PMI NTB Salurkan Makanan Siap Saji untuk Korban Banjir di Lobar

“Untuk memastikan semua berjalan aman, tertib, dan kondusif bagi semua pihak,” ujarnya.

Pernyataan Kapolsek ini mencerminkan komitmen Polri dalam mendukung kegiatan budaya lokal sekaligus menjaga situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) selama acara berlangsung.

Kehadiran personel kepolisian di lokasi menjadi elemen penting dalam menciptakan rasa aman bagi seluruh pengunjung dan peserta.

Pada hari ketiga pelaksanaan Peresean tersebut, sebanyak 12 pertandingan seru tersaji di arena. Pertandingan-pertandingan ini menampilkan para ‘pepadu’, sebutan bagi petarung Peresean.

Yang merupakan perwakilan warga masyarakat dari berbagai wilayah kabupaten/kota yang telah dikelompokkan sebelumnya.

Setiap pertandingan Peresean dipimpin oleh tiga orang wasit yang dikenal dengan sebutan ‘pekembar’. Struktur perkembar terdiri dari satu orang pekembar tengah yang memimpin jalannya laga di dalam arena, dan dua orang pekembar pinggir yang bertugas mengawasi dari sisi arena.

BACA JUGA:  Tak Ada Kewajiban Membayar, Dilarang Pungut Uang Perpisahan, Ombudsman Minta Orang Tua Melapor

Para pepadu bertanding dengan menggunakan perlengkapan tradisional yang khas, yaitu ikat kepala (sapuk).

Sebilah rotan (Penjalin) sepanjang kurang lebih 1 meter sebagai alat pukul, dan sebuah tameng (ende) yang terbuat dari kulit sapi dan kayu sebagai penangkis.
Kemeriahan suasana semakin terasa berkat iringan musik tradisional Sasak yang ditabuh selama pertandingan berlangsung, memberikan semangat bagi para pepadu dan menghibur penonton.

Secara teknis, setiap pertarungan antara dua pepadu dilakukan dalam empat ronde.

Masing-masing ronde memiliki durasi sekitar tiga menit. Meskipun Peresean melibatkan adu fisik dengan menggunakan rotan, nilai sportivitas dan keberanian sangat dijunjung tinggi oleh para pepadu maupun seluruh elemen yang terlibat.

Peresean bukanlah ajang untuk mencari musuh atau melukai lawan secara serius, melainkan sebuah tradisi yang menguji mental, ketangkasan, dan keberanian, di mana para pepadu akan berpelukan setelah pertandingan berakhir sebagai simbol persaudaraan.

BACA JUGA:  HUT ke-74 PERSAJA, Jaksa Agung Tegaskan Komitmen Transformasi Kejaksaan yang Berkeadilan dan Humanis

Pagelaran seni budaya Peresean ini merupakan bagian integral dari rangkaian acara memeriahkan HUT Lobar ke-67 tahun 2025. Diselenggarakan oleh Pemkab Lobar dengan mengusung tema “Berkolaborasi Menuju Sejahtera Dari Desa”.

Acara tersebut diharapkan bisa menjadi wadah untuk melestarikan dan memperkenalkan kekayaan budaya lokal Sasak kepada generasi muda dan masyarakat luas.

Pada hari kedua lalu pelaksanaan Peresean, Bupati Lobar H. Lalu Ahmad Zaini beserta istri turut hadir menyaksikan.

Didampingi oleh Direktur RS Tripat dan Direktur PDAM Giri Menang, menunjukkan dukungan penuh pemerintah daerah terhadap pelestarian budaya ini. (*)

  • Editor: Daton

BERITA TERKINI

Indeks>>

PT. BADU GRAFIKA MANDIRI

Jalan Gatot Subroto 2 No. 11 A, Banjar Lumbung Sari, Desa Dangin Puri Kaja, Kecamatan Denpasar Utara

Ikuti Kami