Bagaimana untuk anak?
Jika komponen sebelumnya berlaku untuk orang dewasa, beda lagi dengan kebutuhan bayi dan balita. Kebutuhan yang berbeda ini mengingat 2 tahun awal kehidupan merupakan periode emas. Pertumbuhan dan perkembangan sehat ditentukan dari 2 tahun awal ini, terutama terkait perkembangan kognitif dan kecenderungan kontrol berat badan. Jika dari awal anak sudah terbiasa mendapat diet sehat dan gizi seimbang, maka relatif kecil kemungkinannya mengalami kelebihan berat badan atau obesitas di masa depan. Untuk anak bisa catat saran-saran berikut:
- Pastikan anak mendapat ASI eksklusif hingga 6 bulan pertama kehidupan. Hindari pemberian makanan lunak seperti kata mertua. Pencernaan anak belum cukup matang untuk memproses selain ASI.
- Jika memungkinkan, lanjutkan ASI hingga usia 2 tahun. Jika kondisi tidak memungkinkan, setelah 6 bulan ASI lanjutkan dengan pemberian MP-ASI sesuai dengan tumbuh kembang anak.
- Lakukan meal planning untuk kombinasi MP-ASI sehingga anak belajar memahami tekstur dan rasa yang baik untuk stimulasi otak. Selain itu fungsi meal planning mencegah anak melakukan gerakan tutup mulut akibat makanan yang monoton.
- Jangan terburu-buru mengenalkan garam, gula dan bumbu penyedap. Utamakan rasa alami dari makanan seperti manis dari buah. Hindari mengenalkan junkfood di usia dini.
Jadi apakah Anda sudah memenuhi pedoman tersebut? Bisa cek komposisi piring Anda ya. Pastikan karbohidrat tidak berlebihan dan asal kenyang, karena kenyang saja tidak cukup. Satu lagi, gunakan piring selain warna putih atau bening sehingga Anda benar-benar bisa memantau dan mengontrol porsi karbohidrat.
Jika Anda memiliki keluarga, ajaklah keluarga bersama-sama merubah diet dan gizi perlahan-lahan. Kenalkan dengan menu sederhana tapi penuh nutrisi sehingga mendapat manfaat tumbuh kembang yang optimal bagi anak dan peningkatan produktivitas pada kita. Ingat, perubahan juga harus berjalan dengan usaha, tidak mungkin instan. Mari kita biasakan sehat mulai dari dapur masing-masing! (M-010)
