Burnout Syndrome, Bukan Sekedar Mager Kerja

Siapa Saja Beresiko Burnout?

Individu dengan pekerjaan yang memiliki tingkat kelelahan fisik tinggi dan jam kerja panjang memiliki resiko burnout yang tinggi. Selain itu, individu dengan beban atau tanggung jawab kerja tinggi dan kompensasi yang tidak sesuai. Namun, bukan berarti burnout meningkat secara linier dengan jabatan Anda. Bisa jadi pada beberapa posisi, beban kerja Anda lebih ringan dibanding saat Anda dibawah. Ada 5 penyebab utama yang meningkatkan resiko burnout syndrome berdasar penelitian tahun 2018, antara lain:

  • Tekanan waktu yang tidak masuk akal
  • Kurangnya komunikasi dan dukungan dari atasan
  • Peran kerja tidak jelas dan tuntutan menyelesaikan masalah sendiri
  • Beban kerja tidak terkendali
  • Compensation and benefit yang tidak sepadan
BACA JUGA:  Gula Sehat Belum Tentu Lebih Sehat

Pencegahan dan Penanganan Burnout Syndrome

Kondisi burnout bukan merupakan diagnosis paten. Anda mungkin perlu membuat beberapa perubahan pada lingkungan kerja dan mengkomunikasikan permasalahan Anda untuk mendapat solusi. Jalinlah hubungan yang baik dengan divisi sumber daya manusia atau atasan Anda. Pada beberapa kasus mentok ketika mereka tidak dapat memberi solusi, pikirkan untuk perubahan posisi atau bahkan mencari suasana kerja lain di tempat baru. Perlu realistis ya, kadang kita tidak dapat memaksa orang memahami beban kita. Jadi, pahami batasan Anda dan tahu kapan harus angkat kaki dari lingkungan yang toksik.

Jika Anda termasuk golongan yang memilih bertahan, maka Anda perlu menelaah kembali proses pengelolaan stress Anda. Analisis strategi perawatan diri, seperti asupan dan pola makan, aktivitas fisik dan kebiasaan tidur yang sehat dapat membantu mengurangi beberapa efek dari pekerjaan dengan stressor tinggi. Untuk Anda yang agresif dan suka kompetisi, perbanyak waktu di pusat kebugaran. Sedangkan untuk yang lebih menikmati waktu sendiri, gunakan untuk aktivitas fisik relaksasi seperti yoga. Selain itu, manfaatkan akhir pekan Anda dengan lebih efektif. Jadwalkan waktu dengan keluarga dan liburan singkat tanpa menyentuh pekerjaan. Bila perlu, atur ponsel ke mode senyap atau matikan sama sekali. Apabila segala cara sudah Anda coba dan tidak berhasil, jangan malu untuk konsultasi pada ahlinya. Bisa jadi burnout yang Anda alami adalah salah satu gejala dari kondisi mental lainnya. (M-010)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *