“Kami di Desa Adat Bualu komitmen untuk tetap mengikuti anjuran pemerintah kaitan upaya menekan penyebaran Covid-19. Apalagi belakangan ini di Desa Adat Bulau sudah nol kasus Covid-19. Itulah yang ingin kami jaga,” tegasnya.
Terlebih saat ini masih dalam situasi pandemi, sehingga anjuran pemerintah menjadi hal yang dijaga agar tidak terjadi klaster baru Covid-19 di wilayahnya. Selain itu ada kekhawatiran terulangnya peristiwa tahun lalu. Dimana ogoh-ogoh dilarang diarak menjelang hari H, padahal masyarakat sudah siap dan antusias.
Untuk mengganti kegiatan pawai ogoh-ogoh, mereka sepakat mengadakan sejumlah kegiatan seperti, persembahyangan bersama ataupun pasraman kilat, dengan tetap membuat surat pemberitahuan terlebih dahulu ke prajuru Desa Adat Bualu dan Ketua Satgas Gotong Royong Covid-19 Desa Adat Bualu. “Nantinya prajuru akan melakukan patroli pemantauan kegiatan masing-masing, agar kegiatan itu tetap mengedepankan imbauan pemerintah,”katanya lagi
Pembuatan ogoh-ogoh di wilayahnya memerlukan biaya relatif besar. Tentunya dana sumbangan yang diberikan Pemerintah Kabupaten Badung nantinya akan dijadikan satu dengan dana yang berasal dari kas ST. Namun karena kondisi perekonomian saat ini sedang lesu, hal itu tentu menjadi kendala.
Ketika nanti situasi perekonomian sudah pulih dan normal kembali, pihaknya memastikan kegiatan Dresta Lango dan Dharma Santhi yang biasa dihelat saat momen perayaan tahun baru saka, akan dilaksanakan seperti semula. Yaitu dengan mengadakan pawai ogoh-ogoh yang melibatkan masing-masing banjar sebagai rangkaiannya. “Untuk tahun ini, kegiatan Dharma Santhi tetap kami laksanakan, tapi dalam skup yang kecil,”tandasnya.(M-003)