DENPASAR, MENITINI.COM – Self-healing merupakan kata-kata yang popular dan viral ditemui di media sosial akhir-akhir ini. Ya, aktivitas ini menjadi trendi semenjak banyak orang mengkaitkan dengan marathon belanja, cuti, liburan atau bahkan plesir ke Cappadocia seperti Mas Aris.
Apakah benar yang namanya self-healing itu harus selalu mengenai hedonisme?
Ataukah Anda malah menambah stressor karena harus terkaget-kaget melihat saldo Anda yang menipis sebelum waktunya imbas dari tren ini?
Menurut Dr.Tchiki Davis, M.A, Ph.D, self-healing adalah kegiatan atau serangkaian proses untuk pemulihan dari kondisi sakit. Kondisi sakit yang dimaksud tidak hanya dari segi fisik saja, namun lebih mendalam pada aspek emosional dan psikologis. Mengapa dikatakan sebuah proses? Karena pada beberapa individu, kondisi yang dialami saat ini memiliki keterkaitan dengan kondisi yang lebih spesifik di masa lampau seperti trauma, depresi, dan kecemasan. Dari suatu kejadian ini, seorang individu dituntut untuk terus berproses dalam pemulihan dirinya supaya tidak makin merambat pada aspek kehidupan lainnya. Tentu saja rangkaian ini tidak instan dan tidak bisa diatasi hanya dengan liburan ke resort bintang 5. Waktu dan usaha dari masing-masing menjadi kunci kesuksesan proses ini.