TUBAN, MENITINI.COM – Direktur Navigasi Penerbangan Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub, Asri Santosa menegaskan, sebagai pintu masuk dan keluar manusia dan barang, faktor keamanan bandara menjadi prioritas. Apalagi Bandara Ngurah Rai menjadi etalase Indonesia. Bila Bali mampu memberikan kesiapsiagaan dan keamanan, maka menjadi contoh bagi bandara lain.
Berangkat dari pemikiran itu, Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub melakukan penandatanganan kesepakatan bersama dan perjanjian kerjasama dengan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BASARNAS) dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Selasa (30/4). “Ini merupakan bentuk komitmen Ditjen Hubud sebagai regulator untuk menerapkan keselamatan, keamanan dan pelayanan. Juga pemenuhan terhadap aturan yang berlaku,” kata Asri Santosa di Kuta, beberapa hari lalu (30 April 2019).

Ia menjelaskan, koordinasi dan kerjasama antara stakeholder penerbangan sipil merupakan fondasi yang wajib dibangun dan dipererat, baik melalui pelaksanaan kerjasama teknis antar instansi, maupun pelaksanaan simulasi kegiatan operasional penerbangan. “Kerjasama antara Ditjen Hubud dengan BASARNAS dan BMKG ini dalam rangka mendukung penyelenggaraan pelayanan informasi Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika dan penyelenggara pencarian dan pertolongan pada kecelakaan pesawat udara sebagaimana tercantum pada naskah kesepakatan bersama dan perjanjian kerjasama,”tegasnya.
Panitia Pelaksana Saeful Bahri dalam laporan mengatakan, dala kegiatan tersebut ditampilkan penayangan video simulasi dan live streaming kegiatan operasional. Baik itu dalam penanggulangan keadaan darurat berupa, simulasi kegiatan penanganan penumpang pesawat udara yang terkena serangan jantung, dan ibu hamil yang hendak melahirkan saat penerbangan. “Kegiatan ini adalah kaloborasi Ditjen Hubud, TNI dan Polri, PT Angkasa Pura I dan PT Angkasa Pura II, Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan, Kantor Bea Cukai, Imigrasi dan Karantina Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali,”kata Saeful Bahri. aby