KLUNGKUNG,MENITINI.COM-Festival Semarapura ke-7 resmi ditutup pada Kamis (1/5) malam dan meninggalkan catatan manis bagi perekonomian daerah. Selama empat hari penyelenggaraan, festival ini berhasil menyedot lebih dari 20 ribu pengunjung dan mencetak nilai transaksi fantastis, menembus angka Rp20,1 miliar, dua kali lipat dari target awal yang ditetapkan Dinas Pariwisata Klungkung.
Acara penutupan yang berlangsung di depan Monumen Puputan Ida Dewa Agung Jambe ini menjadi panggung apresiasi bagi seluruh elemen yang terlibat dalam kesuksesan festival, mulai dari seniman lokal, pelaku UMKM, hingga komunitas ekonomi kreatif.
“Festival Semarapura tahun ini luar biasa. Antusiasme masyarakat dan wisatawan sangat tinggi. Ini adalah salah satu contoh nyata bagaimana kebudayaan dan potensi lokal mampu menjadi pengungkit ekonomi daerah,” ujar Bupati Klungkung, I Made Satria.
Festival ini merupakan bagian dari program Karisma Event Nusantara (KEN) 2025 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, yang bertujuan mendorong pertumbuhan pariwisata berbasis kearifan lokal. Bupati Satria menekankan pentingnya tata kelola event yang profesional untuk menjadikan festival sebagai daya tarik berkelanjutan yang mendatangkan wisatawan dan meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD).
Selain menghadirkan berbagai atraksi budaya, seperti pementasan seni dari 2.100 seniman lokal dan pertunjukan musik ekraf, festival ini juga diikuti oleh 150 pelaku UMKM dan pelaku kuliner binaan BUMN. Tak hanya menarik wisatawan domestik, sebanyak 550 wisatawan mancanegara turut memadati area festival yang berlangsung dari 27 April hingga 1 Mei 2025.
Kepala Dinas Pariwisata Klungkung, Ni Made Sulistiawati, mengaku terkejut dengan capaian transaksi yang sangat tinggi. “Kami menargetkan transaksi sekitar Rp10 miliar, ternyata bisa tembus lebih dari Rp20 miliar. Ini bukti bahwa Festival Semarapura punya dampak nyata terhadap ekonomi daerah,” ujarnya.
Festival ini diharapkan tidak hanya menjadi agenda tahunan, tapi juga menjadi momentum pemulihan dan penguatan ekonomi berbasis budaya di Klungkung. Dengan kesuksesan tahun ini, masyarakat dan pelaku wisata setempat kini memiliki optimisme baru menyongsong geliat ekonomi pariwisata ke depan.*
- Editor: Daton