DENPASAR,MENITINI.COM-Empat dokter asing resmi bergabung di Bali International Hospital (BIH), rumah sakit berstandar global yang terletak di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan Sanur, Denpasar.
“Beroperasinya BIH adalah titik temu antara standar global, talenta Indonesia, dan keramahtamahan Bali,” ujar Direktur Utama PT Pertamedika Bali Hospital, Dewi Fankhuningdyah Fitriana, seperti dikutip Antara, Selasa (29/4/2025).
Empat dokter spesialis kanker asal Singapura—dr Robert Lim, dr Francis Chin Kuok Choon, dr Patricia Kho Sunn Sunn, dan dr Tan Yew Oo—dijadwalkan mulai praktik Mei 2025. Mereka merupakan bagian dari mitra internasional BIH, termasuk penyedia layanan kanker terintegrasi berbasis di Brisbane, Australia.
Langkah ini sekaligus menjadikan Bali pionir dalam pelaksanaan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan yang membuka peluang dokter asing praktik di Indonesia.
BIH kini menjadi simbol transformasi Bali dari sekadar destinasi wisata menjadi pusat unggulan wisata medis. Rumah sakit yang mulai beroperasi tahap awal ini menawarkan layanan onkologi, kardiologi, radiologi, radioterapi, layanan gawat darurat, dan pemeriksaan kesehatan menyeluruh.
Selain tenaga asing, BIH juga memfasilitasi kembalinya dokter diaspora, seperti dr Rio Marnoto, ahli bedah vaskular lulusan Jerman yang kembali setelah 24 tahun berkarier di luar negeri.
Fasilitas rumah sakit ini sangat mumpuni, berdiri di atas lahan seluas 67.000 meter persegi dengan kapasitas 255 tempat tidur, delapan ruang operasi, 38 ruang ICU, dan empat laboratorium. Rumah sakit ini ditargetkan menjadi rujukan utama pasien lokal maupun internasional.
Kehadiran BIH juga dipandang sebagai motor penggerak ekonomi Bali pascapandemi, memperkuat posisi Sanur sebagai episentrum baru layanan kesehatan unggulan. Pemerintah memperkirakan KEK Kesehatan Sanur dapat menarik puluhan ribu pasien yang selama ini memilih berobat ke luar negeri.
Bahkan, hingga 2045, proyeksi penghematan devisa dari kebijakan ini ditaksir mencapai Rp86 triliun, dan penambahan devisa hingga Rp19,6 triliun.*
- Editor: Daton