Tiba Semalam di Turki, Tim Kemanusiaan Indonesia Langsung Bergerak ke Lokasi Bencana Pagi Tadi

DENPASAR, MENITINI.COM -Tim Kemanusiaan Indonesia tiba di Adana, Turkiye, tadi malam Minggu (12/2/2023). Setiba di Bandar Udara Adana Sarkipasa, para personel mendapatkan arahan dari Duta Besar (Dubes) Indonesia dan melanjutkan perjalanan menuju Antakya, Hatay, yang berjarak sekitar 199 km. Dubes Indonesia untuk Turkiye Lalu Muhammad Iqbal langsung menyambut tim kemanusiaan Indonesia di Adana. Saat menyambut tim kemanusiaan itu, Dubes menyampaikan beberapa informasi perkembangan penanganan darurat pascagempa Turkiye M7,8. Di hadapan tim Urban Search and Rescue (USAR) Basarnas dan BNPB, Iqbal mengatakan, tim penolong masih menyelamatkan beberapa warga hidup yang berada di reruntuhan. “Faktanya sampai kemarin malam masih ditemukan yang masih hidup di bawah reruntuhan,” ujar Iqbal di Adana.

Hingga saat ini masih ada peluang untuk menyelamatkan warga yang terjebak reruntuhan. Di samping itu, Iqbal menginformasikan masyarakat setempat terkadang tidak dapat membedakan antara personel SAR dan bantuan kemanusiaan. Ini dapat memicu tekanan kepada responder SAR di lapangan. “Masyarakat tidak melihat SAR untuk menolong, tetapi masyarakat mengharapkan (tim SAR) datang membawa bantuan,” ujarnya. 

BACA JUGA:  Gegara Penumpang Ancam Kencing di Kabin, Pesawat ke Bali Putar Balik

Menyikapi kondisi seperti itu, pihak Kedubes telah menyiapkan bantuan logistik untuk mengantisipasi situasi yang diharapkan masyarakat. Pada kondisi lain, Dubes juga mengatakan, masyarakat terkadang menuntut tim SAR untuk mencari anggota keluarga yang masih di dalam reruntuhan bangunan tanpa melihat kemampuan yang dimiliki oleh tim SAR yang ada di lokasi. “Jadi ketika masyarakat melihat ada bangunan dan berharap keluarganya yang ada di situ dapat segera dievakuasi, sementara tim rescue tidak berani karena mereka menilai ini tidak aman untuk bekerja. Atau ini hanya dapat dilakukan oleh heavy USAR,” tambahnya. 

Menghadapi potensi ketidakpahaman warga, Dubes menyiapkan tenaga relawan yang dapat berbahasa lokal sehingga tidak ada salah komunikasi saat bertugas di lapangan. 

BACA JUGA:  Enam Orang Masih Hilang Imbas Jembatan Baltimore AS Runtuh Ditabrak Kapal Cargo

Ketua Tim Kemanusiaan Indonesia Bambang Surya Putra menekankan arahan Dubes tadi kepada para personel USAR. “Tim kami dapat didukung dengan tenaga lokal yang bisa berbahasa sini dan mengerti apa yang diingin oleh masyarakat yang kita layani,” ujar Bambang yang juga sebagai Kepala Pusat Pengendalian Operasi BNPB. 

Seusai briefing, Tim Kemanusiaan Indonesia yang didampingi Dubes dan relawan bertolak menuju Antkaya, Hatay. 

Saat tiba di Adana, Tim Kemanusiaan melakukan registrasi di Reception-Departure Centre (RDC). RDC ini dikelola oleh United Nations Disaster Assessment and Coordination (UNDAC). Registrasi merupakan proses yang harus dilakukan para responder dari berbagai negara yang melakukan penanganan darurat pascagempa Turkiye M7,8. 

Tim Kemanusiaan Indonesia yang tiba pada hari ini berasal dari BNPB, Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pertahanan dan Basarnas. Basarnas menerjunkan 47 personel USAR dengan klasifikasi medium yang terserfikasi Insarag atau International Search and Rescue Advisory Group. Tim USAR tersebut akan didukung tiga ekor anjing dengan kategori SAR dog dan K-9. 

BACA JUGA:  Indonesia Desak, Resolusi DK PBB soal Gencatan di Gaza Segera Diberlakukan

Pengiriman tim pencarian dan pertolongan atau search and rescue (SAR) masih sangat dibutuhkan di lokasi reruntuhan bangunan. Tim USAR Basarnas akan bekerja di sektor 5 di Hatay bersama dengan tim Usar Meksiko dan Portugal. Selain tim tersebut, Pemerintah Indonesia akan menurunkan tim medis tipe 2 dan bantuan logistik. 

Gempa bumi M7,8 yang terjadi di Turkiye ini telah berdampak luar biasa pada jatuhnya korban jiwa. Badan penanggulangan bencana negara ini atau AFAD mencatat per 11 Februari 2023, korban meninggal dunia berjumlah 22.327 jiwa, luka-luka 80.278 dan mereka yang terdampak mencapai 13, 5 juta. M-006