Mengenal PTSD yang Mengintai Populasi Anak Ukraina

Persitiwa sebagai Faktor Resiko PTSD pada Anak

Jika penyakit fisik membicarakan tanda dan gejala jasmani serta faktor resiko fisik, ada yang lebih khusus pada PTSD. Kekhususan itu terletak pada peristiwa sebagai faktor resiko kejadian PTSD terutama pada anak. Peristiwa yang menjadi faktor resiko antar lain penganiayaan fisik, seksual, atau emosional, menyaksikan tindak kejahatan, riwayat menderita penyakit serius, kematian anggota keluarga dekat atau teman sebaya, bencana alam atau buatan, dan kecelakaan transportasi. Nah, untuk peperangan sendiri masuk dalam banyak area. Mulai dari anak menyaksikan tindak kejahatan, penganiayaan dan kematian bertubi-tubi tanpa ada jeda untuk memulihkan emosi dirinya sendiri. Beban bertambah berat karena harus bertanggung jawab pada diri sendiri dan bertahan hidup. Jadi, perang seperti yang terjadi di Ukraina merupakan faktor yang sangat kompleks dalam mencetuskan PTSD terutama pada anak.

BACA JUGA:  Digawangi Dokter Bayu, Pengurus ARSSI Provinsi Bali Periode 2024-2027 Resmi Dilantik

Jalan Panjang Terapi PTSD

Terapi PTSD memang sulit sekali sampai tuntas dan bukan hal yang instan. Perlu komitmen jangka panjang akibat terapinya yang harus menempuh jalan panjang. Langkah pertama pengobatan adalah bicarakan dengan penyedia layanan kesehatan untuk mengatur evaluasi awal. Jika korbannya anak, kombinasikan terapi dengan dokter spesialis anak supaya memudahkan temuan peristiwa pencetusnya. Setelahnya, buat anak merasa aman dan terlindung dengan memberi dukungan dari orang terdekatnya. Bisa melalui orangtua, teman sebaya atau orang yang berkontak dekat dengan anak. Berikutnya, anak harus menjalani sesi psikoterapi. Berbeda dengan dewasa, anak terus mendapat rangsang supayat berbicara, menggambar, bermain, atau menulis tentang peristiwa yang membuat stres. Hal ini bisa sendiri atau berkelompok.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *