BNPT Diminta Waspadai Aksi Terorisme Jelang KTTG-20

KUTA, MENITINI-Indonesia resmi ditetapkan sebagai sekretariat KTT G20 sekaligus tuan rumah penyelenggaraan sejumlah pertemuan KTT G20 diantaranya pertemuan Working Groups atau Kelompok Kerja, Pertemuan Tingkat Menteri dan Deputi, dan ditutup dengan KTT yang melibatkan pimpinan negara perwakilan G20. Mengingat pentingnya presidensi G20 bagi Indonesia dan dunia, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyelenggarakan dialog kebangsaan

“Peran Masyarakat dalam Pencegahan Terorisme Menjelang Pelaksanaan KTT G20” dan deklarasi kesiapsiagaan nasional untuk mendorong peran aktif masyarakat dalam mencegah aksi terorisme menjelang KTT G20, Rabu sore (29/6/2022) di Kuta Bali. Dalam diskusi tersebut, BNPT meminta agar masyarakat waspada dan melakukan pencegahan dini aksi terorisme yang bisa menggagalkan KTT G-20 di Bali Indonesia. Masyarakat perlu kesiapsiagaan mencegah terjadinya tindakan terorisme di KTT G-20. Untuk itu BNPT langsung memimpin deklarasi kesiapsiagaan nasional guna mencegah terjadinya tindak pidana terorisme. 

BACA JUGA:  Pelaksanaan Event Berperan Penting untuk Pulihkan Ekonomi Bali

Kesiapsiagaan nasional merupakan salah satu program pencegahan tindak pidana terorisme yang diamanatkan dalam UU Anti Terorisme. Upaya kesiapsiagaan salah satunya melalui pemberdayaan masyarakat. Mengingat pentingnya peran masyarakat dalam mendukung pengamanan penyelenggaraan KTT G20, BNPT menggandeng 200 unsur masyarakat yang merupakan tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat, tokoh mahasiswa, dan pecalang.

Pada kesempatan tersebut, BNPT juga melakukan Pelatihan Mitigasi Aksi Terorisme Integrative yang melibatkan aparatur negara di wilayah Bali, sehingga segenap kekuatan kewilayahan selalu siap dan dapat mengurangi resiko saat terjadi aksi teror. “Ini sangat penting (pencegahan aksi terorisme) setidak-tidaknya narasi-narasi yang terbangun hari ini mengingatkan kembali kepada kita semuanya, bahwa betapa pentingnya di tengah keberagaman bangsa kita. Kita terus untuk membangun api toleransi yang tidak boleh padam,” tegas Kepala BNPT Boy Rafli.

BACA JUGA:  Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Bahan Pokok

Ia mengatakan, deklarasi dan diskusi di Kuta Bali mampu merefresh seluruh masyakarat Indonesia dan Bali sebagai pulau toleransi untuk sama-sama menjaga, memelihara Kebhinekaan Bangsa dengan mengedepankan semangat bertoleransi. Ia menyampaikan kolaborasi unsur masyarakat, pemerintah, dan juga dengan tokoh-tokoh yang ada senantiasa perlu kita bangun sehingga Indonesia akan terus menjadi negeri yang damai, negeri yang harmoni, negeri yang sejahtera adalah harapan dan dambaan kita semua. “Kepada tokoh-tokoh yang ada di Bali khususnya, saya mengingatkan kembali bahwa kita perlu membangun kewaspadaan bersama. Kewaspadaan itu tidak jadi milik dari aparatur negara dan pemerintah saja, tapi kewaspadaan juga menjadi milik masyarakat,” ungkapnya.

Ia menilai Bali itu masyarakatnya sangat permissive dengan para pendatang karena pulau dewata ini adalah tujuan wisata favorit masyarakat dunia. Akan tetapi keramahtamahan kita semua tetap harus bergandeng tangan untuk memelihara, dan menjaga jangan sampai pihak-pihak tertentu yang ingin menimbulkan sesuatu tidak diinginkan khususnya aksi terorisme. “Kita perlu terus bergandeng tangan antara tokoh-tokoh agama, tokoh pemerintahan, tokoh wanita, tokoh pemuda, tokoh-tokoh adat yang ada di Pulau Bali,” kembali Boy Rafli menegaskan.