Kamis, 5 Desember, 2024

Aset Kripto di Tengah Volatilitas Pasar, Ini Strategi untuk Optimalisasi

Ilustrasi
Ilustrasi kripto. (Foto: Net)

JAKARTA,MENITINI.COM-Pergerakan pasar kripto masih cenderung volatil secara signifikan selama satu pekan terakhir. Melansir data Coinmarketcap, Rabu pagi (23/8/2023), harga sejumlah aset seperti Bitcoin melemah 10,99 persen dan berada di level USD 25.993,95 per koin atau 398,34 juta (kurs Rp15.324,70 per USD).

Sementara Ethereum (ETH) melemah 10,72 persen dalam sepekan, berada di level USD1.630,33 atau 24,9 juta. Kemudian Binance coin (BNB) melemah 10,06 persen dalam sepekan, yang membuat BNB berada di harga USD 212,58 atau 3,25 juta per koin. Kendati masih ada potensi untuk menghijau, kondisi tersebut perlu diperhatikan oleh investor aset kripto untuk menyusun kembali strategi investasinya.

Robby selaku Chief Compliance Officer (CCO) Reku menjelaskan investor perlu melakukan riset mendalam dan memahami profil risiko masing-masing di tengah volatilitas pasar. “Ini penting untuk membantu investor dalam membuat perencanaan yang matang. Investor juga dapat lebih bijak dalam memilih jenis aset yang sesuai dengan profil risikonya,” ujar Robby.

Kemudian Robby melanjutkan, investor juga bisa memilih sejumlah teknik untuk mengoptimalkan aset. “Diantaranya seperti Dollar Cost Averaging atau DCA, yang mana investor membeli sejumlah aset secara rutin dan disiplin. Selain itu, investor juga bisa melakukan staking atau mengunci aset kripto untuk memperoleh passive income,” jelasnya. Reku sebagai pedagang aset kripto yang terdaftar di CFX, mencatat fitur staking menjadi salah satu pilihan utama investor di kondisi volatil.

BACA JUGA:  Ini 10 Koperasi Terbaik dengan Predikat Sehat di Kabupaten Badung

Fitur staking memungkinkan pengguna mendapatkan rewards sebagai imbal atas partisipasi mereka dalam perkembangan blockchain hingga 12,5% per tahun. Selain itu, pengguna juga mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga per koinnya serta bisa melakukan stake dan unstake secara fleksibel.

Robby menyatakan Reku mencatat pertumbuhan volume pada fitur Reku hingga 100 persen sejak bulan Juni.

Robby selaku Chief Compliance Officer (CCO) Reku bersamatim. (Foto: Istimewa)

“Menariknya, 70 persen pengguna fitur staking di Reku adalah milenial. Tingginya partisipasi milenial pada staking menunjukkan tingginya demand dalam fitur ini serta kecermatan mereka dalam berinvestasi di aset kripto. Sebab melalui staking, investor tetap bisa memperoleh passive income berkelanjutan selagi menanti pasar masuk ke zona hijau. Sehingga pilihan ini terbilang cukup strategis,” ujar Robby.

BACA JUGA:  Menkomdigi: Microsoft Investasi Rp27,6 Triliun untuk AI di Indonesia

Reku merupakan satu-satunya pedagang aset kripto yang mendapat perizinan staking oleh BAPPEBTI. “Perizinan ini membuktikan bahwa transaksi pengguna betu-betul di-stake di blockchain. Pengguna juga dapat melihat setiap transaksi di blockchain melalui wallet address Reku. Berbeda dengan earn yang mana asetnya dikunci melalui platform lain, tidak langsung di blockchain,” papar Robby. Staking Mendorong Inovasi Produk dan Layanan Ekosistem Kripto Lebih lanjut, Robby optimis fitur staking merupakan inovasi produk dan layanan yang dapat mempertahankan geliat investor di tengah ketidakpastian pasar.

Untuk diketahui, BAPPEBTI mencatat peningkatan jumlah investor kripto di Indonesia yang mencapai 17,54 juta orang per Juni 2023. Dengan rata-rata pertambahan sekitar 490.000 pelanggan per bulan.
“Oleh karena itu, kendati kondisi volatilitas pasar yang signifikan, kehadiran fitur staking di platform Reku menjadi langkah strategis untuk mempertahankan appetite serta menjawab kebutuhan investor. Termasuk bagi investor dengan tujuan jangka menengah hingga panjang, fitur staking cocok untuk diversifikasi portofolio dan membantu mengurangi risiko terkait volatilitas harga satu jenis aset kripto,” lanjut Robby.

BACA JUGA:  Bitcoin Sentuh ATH Baru, Reli Crypto Dimulai?

Adapun lima koin yang bisa di-staking di Reku yakni Ethereum (ETH), Cardano (ADA), Polygon (MATIC), Solana (SOL), Polkadot (DOT), dan Tezos (XTZ). “Selain melalui inovasi layanan yang tersedia di aplikasi, Reku terus melakukan edukasi dan literasi melalui pelatihan dan pendekatan komunitas yang bertajuk ReKru Roadshow. Ini merupakan upaya Reku untuk memperluas pemahaman masyarakat. Tidak hanya terkait teknologi blockchain dan aset kripto, namun juga kesiapan mental dan finansial sebelum berinvestasi. Dengan begitu, diharapkan masyarakat bisa lebih bijak berinvestasi dan terhindar dari FOMO,” imbuhnya. (M-011)

Editor: Daton

Berita Lainnya: