Polisi Bongkar Prostitusi Libatkan Anak-anak, 59 Sudah “Dipesan” untuk Akhir Tahun

PONTIANAK,MENITINI.COM Kepolisian Resor Kota Pontianak membongkar rencana prostitusi yang melibatkan anak-anak. Tak tanggung-tanggung, ada 59 anak yang ‘dipesan’ untuk tahun baru.

Kapolresta Pontianak, Kombes Komarudin mengungkapkan, kasus tersebut terungkap setelah 28 orang diamankan di salah satu hotel di Pontianak. Dari lokasi tersebut, 10 orang yang diamankan di antaranya adalah anak-anak.

Polisi pun melakukan penyelidikan. Termasuk pemeriksaan  ponsel-ponsel pihak yang diamankan. Hasilnya, ditemukan komunikasi soal tawar-menawar prostitusi yang melibatkan anak-anak.

“Jadi dari hasil penangkapan kemarin, kita periksa seluruh sarana komunikasi mereka. Dan di sana kita dapatkan rencana itu. Mudah-mudahan dengan upaya yang kita lakukan bisa meminimalisir dan ini sudah kita mapping,” kata Kombes Komarudin saat dihubungi, Jumat (18/12/2020).

BACA JUGA:  Kejagung Periksa Kabag Keuangan PT Dwifarita Fajarkharisma sebagai Saksi Perkara Perkeretaapian Medan

Dari penyelidikan itu, polisi pada hari ini juga mengamankan 2 perempuan dan 4 laki-laki di salah satu hotel di Pontianak.

Kombes Komarudin mengatakan, saat ini pihaknya masih mendalami peran keenam orang tersebut. “Hari ini (Jumat-red) kita amankan juga dua perempuan, empat lelaki di salah satu penginapan di Pontianak. Perannya masih kita dalami. Kita pastikan tak akan berhenti, akan kembangkan lagi. Kita antisipasi malam tahun baru,” tegasnya.

Polisi saat ini masih terus mendalami keterlibatan pihak-pihak yang diamankan dalam kasus prostitusi anak. Sementara anak-anak yang terjaring razia dibina.

“Sudah 5 mengarah ke muncikari. Dan untuk anak-anak kita titipkan ke shelter atau safe house milik provinsi untuk dilakukan pembinaan. Baru nanti dikembalikan ke orang tua,” ungkapnya.

BACA JUGA:  Tim Penasihat Hukum Ungkap Fakta, Dana Yasa Otak Investasi Bodong PT DOK

Modus Pasang Tarif Diskon

Kombes Komarudin mengatakan, jumlah anak-anak yang terlibat dalam praktek prostitusi mencapai puluhan itu dipicu ‘diskon’ yang dibuat muncikari. Muncikari, kata dia, menurunkan harga layanan hingga separuh harga.

Tawaran ‘diskon’ ini pun akhirnya membuat banyak pihak yang melakukan booking online (BO) melalui muncikari. Tarif Rp 300 ribu sekali kencan diturunkan menjadi Rp 150 ribu. “Ya (ada semacam diskon), bahasanya sudah bahasa komersil,” kata Kombes Komarudin.kun/poll

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *