“Artinya 17 tahun sebelum proklamasi sudah ada kesadaran kolektif kaum akan pentingnya persahabatan dan persaudaraan lintas agama, lintas suku, lintas budaya, dan lintas etnik, yang mengantar mereka pada sesuatu yang besar,” ujarnya.
Menolak lupa sejarah, Romo Markus menekankan bahwa kemerdekaan negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah kombinasi dari perjuangan bersama seluruh putra dan putri bangsa. Semua dengan caranya dan kemungkinan-kemungkinan yang dimiliki, ada yang banyak ada yang sedikit, ada yang besar ada yang kecil tetapi berdasarkan/berbasis pada sebuah kesadaran politik.
“Kita perlu menguasai sejarah dan berpegang teguh pada objektivitas sejarah agar kita bisa mendasarkan diri di atas kebenaran. Dan ini sebuah permohonan untuk anak-anak muda katolik Indonesia,” katanya.
Lalu bagaimana sikon mereka yang saat ini sebagai orang yang hidup di luar negeri dan mengikuti perkembangan di Tanah Air dari waktu ke waktu?