AMBON, MENITINI.COM – Kenaikan harga bumbu dapur seperti bawang merah, bawang putih, terjadi di sejumlah pasar di Kota Ambon dan wilayah sekitarnya membuat banyak ibu rumah tangga mengeluh.
Kenaikan harga ini memberi tekanan besar bagi masyarakat, terutama kelompok menengah ke bawah. Banyak ibu rumah tangga termasuk pelaku usaha kecil menengah (UKM) mengeluh, karena pengeluaran keluarga kian membengkak hanya untuk memenuhi kebutuhan dapur harian. Di sisi lain, pelaku usaha kecil seperti pedagang makanan pun turut terdampak, karena biaya produksi melonjak.
Kenaikan ini dirasakan masyarakat usai momen Lebaran, bertepatan pula dengan padatnya agenda hari besar keagamaan dan gangguan pada jalur distribusi pelayaran.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Maluku, Ir. Yahya Kotta, menyebut bahwa kenaikan harga dipicu oleh terganggunya jalur pelayaran swasta ke Pelabuhan Yosudarso.
“Setelah Lebaran kita dihadapkan dengan agenda sidi Gereja, lalu jadwal kapal pelayaran swasta yang masuk ke Pelabuhan Yosudarso baru ada di atas tanggal 14 April. Itu yang menyebabkan harga bumbu dapur seperti bawang merah sempat tembus hingga Rp100 ribu per kilogram,” jelas Yahya Kotta, kepada wartawan kemari.
Dikatakan, gangguan distribusi menyebabkan pasokan bumbu dapur dari luar daerah, seperti Jawa Timur dan Makassar, menjadi tersendat. Di saat bersamaan, permintaan masyarakat tinggi karena kebutuhan rumah tangga dan kegiatan keagamaan yang padat pasca-Lebaran.
“Permintaan tinggi, persediaan terbatas. Maka secara otomatis berpengaruh pada harga pasar,” ujar Yahya.
Namun ia memastikan, saat ini harga bawang mulai mengalami penurunan seiring normalnya pelayaran dan distribusi logistik ke Maluku. “Pantauan distribusi hari kemarin, harga bawang merah sudah turun di bawah Rp50 ribu per kilogram,” sebutnya. (M-009)
- Editor: Daton