Hilangkan Kesan Kumuh dan Semrawut, Penataan Pasar Kedonganan Bertahap

DENPASAR, MENITINI.COM Bendesa Adat Kedonganan Wayan Mertha saat dihubungi Minggu (4/7/2019) malam mengatakan saat ini pihak desa adat mulai merealisasikan konsep Mina Wisata.  Untuk mendukung konsep tersebut, dosen STP Nusa Dua Bali ini, Desa Adat Kedonganan terus melakukan penataan kawasan pantai utara Kedonganan.

“Sekarang sudah mulai dilakukan panvingisasi di sekitar dermaga Watununggul. Dulunya kumuh, bau dan krodit karena aktifitas menimbang ikan. Sementara untuk aktifitas menimbang ikan kini digeser ke pesisir. Memang kita tata kawasan ini untuk menjadi lebih rapi dan bersih.  Kita ingin ketika aktivitas ikan di darat itu sudah bersih,” kata Wayan Mertha.

Pasar ikan di Desa Kedonganan diproyeksikan menjadi salah satu pasar ikan terbaik, terbersih dan terbesar di Indonesia. Penataan tersebut dimulai sedikit demi sedikit, mulai dari menata aktifitas bongkar muat, pengelolaan limbah cair ikan, parkir kendaraan, pasar adat dan keamanan, yang semuanya berada dibawah tanggungjawab unit pasar desa. Untuk limbah cair ikan, tak dibuang sembarangan.

BACA JUGA:  Sambut  Idul Fitri, Pemkab Jembrana Gelar Pasar Murah di Enam Titik Lokasi

Sebab sekarang limbah cair itu dibuang ke septictank dan disedot rutin. Untuk biayanya penyedotan septictank tersebut dibebankan kepada penghasil limbah. “Kita pakai sistem Polluter Pays Principle atau siapa yang menghasilkan limbah ia yang membayar. Pedagang ikan inilah yang diajak berpartisipasi untuk menanggung biaya limbah setiap bulannya dari pengelolaan limbah pasar desa,”jelasnya. Di pasar ikan sekitar 300 orang penjual yang beraktivitas; entah sebagai penjual ikan, dan macam macam aktivitas yang berhubungan dengan laut.

Penataan kawasan tempat penimbangan ikan diakuinya juga untuk mengatasi semrawutnya parkir kendaraan pada moment tertentu. Sebab terkadang pengendara seenaknya saja menaruh kendaraannya. Dengan penataan kawasan penimbangan itu untuk kawasan parkir, maka hal itu akan menambah space parkir yang ada.

BACA JUGA:  Kembangkan PLTP Ulumbu 5-6 di Poco Leok, Beginilah Tokoh Adat Beber Kedekatan dengan PLN 

Pihaknya juga mulai menata manajemen parkir kendaraan tersebut bekerjasama dengan Dishub Badung. “Per 1 Agustus semua tata kelola parkir dikelola oleh desa adat melalui unit pasar desa, karena mereka  yang setiap hari berkecimpung di kawasan tersebut. Sekarang sudah cukup rapi dan penataannya sudah bagus,”jelasnya.

Untuk sisi keamanan, kawasan pasar desa dan dermaga Wwtununggul diakuinya kini sudah terpantau CCTV selama 24 jam. Sehingga mobilitas manusia dan barang, baik dari lokal dan luar bali bisa termonitor dan terjaga dengan baik. Hal tersebut dilakukan mengingat kawasan pesisir utara Kedonganan yang dinilai rawan dan petugas tentu tidak bisa berjaga 24 jam penuh.

Untuk itulah CCTV dipasang untuk memaksimalkan pengawasan. “Sekarang baru ada 32 CCTV yang terpasang. Itu ada dibiayai desa adat dan CSR Angkasa Pura tahun 2019. Jumlah itu mungkin baru 40 persen dari harapan kita semula agar terpasang CCTV,”bebernya. poll

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *