NUSA DUA, MENITINI.COM– AirNav Indonesia akan mengatur lalu lalulintas ruang udara bagi 29 kepala negara yang akan menghadiri event KTT G-20 di Nusa Dua Bali pada 14-17 November mendatang.
Direktur Utama AirNav Indonesia Polana B. Pramesti saat ditemui di Nusa Dua Bali, Jumat (21/10/2022) mengatakan, saat KTT G-20 nanti pihaknya sudah mendapatkan hasil konfirmasi sementara bahwa akan ada 29 kepala negara atau Presiden yang akan hadir di Bali.
“Untuk sementara ada 29 kepala negara yang akan hadir di Bali. Namun dari semua kepala negara tersebut ada yang menggunakan pesawat kepresidenan tetapi ada juga yang menggunakan pesawat komersial. Kalau pesawat kepresidenan, Protapnya sudah ada. Kalau pesawat komersial maka akan diberikan space ruang udara khusus karena bagaimana pun dalam pesawat komersial tersebut ada seorang kepala negara atau Presiden. Ini adalah bentuk tanggungjawab Indonesia yang menjado tuan rumah KTT G-20,” ujarnya.
Ia mengatakan, hingga saat ini trafiv ruang udara Indonesia terus bergerak naik. Hal ini sejalan dengan banyak side event KTT G-20 di Nusa Dua Bali. Permintaan penambahan ruang udara naik antara 150 sampai 200 fligth. Untuk para kepala negara akan ada steril ruang udara. “Protapnya sama. Ruang udara akan clear 30 menit sebelum terbang atau sebelum landing dan 15 menit setelah terbang atau landing. Semua kepala negara akan diperlakukan sama. Tanpa ada diskriminasi atau perlakuan istimewa,” ujarnya.
Ia mengaku bahwa memang ada permintaan khusus dari Rusia agar lebih diperketat. Namun permintaan itu ditolak Indonesia. “Bapa Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan bahwa tidak ada perlakuan istimewa di Indonesia untuk semua kepala negara yang akan datang di KTT G-20 nanti,” ujarnya.
Sekalipun ada clear ruang udara Indonesia, namun AirNav Indonesia komitmen tidak akan menutup dan mengganggu penerbangan komersial. Semuanya sudah diatur sedemikian rupa agar jadwal penerbangan komersial tidak ditutup. Ia mengakui, kepadatan jadwal ruang udara diprediksi akan terjadi pada 14 November, 15 November dan 17 November 2022. Karana saat itu adalah saat dimana para kepala negara datang dan pergi ke Indonesia dan Bali. Kepadatan justeru akan terjadi pada penerbangan komersial. Sebab banyak negara akan datang ke Bali, bukan hanya presiden saja melainkan para menteri, para direktur perusahan, investor, dan banyak staf lainnya. “Para pendukung dari 29 presiden itu banyak. Mereka pake pesawat komersial,” ujarnya.
Clear area tidak saja pada ruang udara Bali. Tetapi beberapa bandara pendukung akan diperlakukan sama saat pesawat para presiden itu melintas. Apalagi tidak semua pesawat presiden dari 29 negara itu parkir di Bali. Beberapa bandara pendukung antara lain Surabaya, Lombok, Makassar, Semarang. Pihaknya sudah ada koordinasi dengan Angkasa Pura bahwa bandara sekitar. Ali itu akan menjadi lokasi parkir pesawat kepala negara. “Istilahnya bukan steril tapi blok ruang udara. Jadi ada jalur yang khusus untuk melintas para kepala negara tersebut,” ujarnya. M-006