Jumat, 6 Desember, 2024

WamenEkraf Apresisasi Fesbul 2024 Sebagai Wadah Ekspresi Sineas Film Pendek Indonesia

Perayaan Festival Film Bulanan (Fesbul) 2024. (Foto: Kemenparekraf)

JAKARTA,MENITINI.COM-Wakil Menteri Ekonomi Kreatif/Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif (WamenEkraf/WakaBekraf) Irene Umar mengapresiasi perayaan Festival Film Bulanan (Fesbul) 2024 sebagai bentuk apresiasi atas karya-karya terbaik dari para sineas film pendek tanah air sepanjang tahun.

Wamen Irene dalam sambutannya di acara perayaan Fesbul 2024, Minggu (17/11/2024) malam di Djakarta Theatre XXI, Jakarta, mengatakan perayaan ini diharapkan dapat menjadi wadah ekspresi yang penting bagi sineas film pendek di Indonesia untuk terus berkreasi dan berinovasi demi membawa ekonomi kreatif Indonesia semakin diperhitungkan di mata dunia.

“Genting untuk suara kita bisa didengarkan dunia. Berjanjilah pada diri sendiri bahwa setidaknya lima tahun ke depan kita telah membangun fondasi dan melampauinya. Karena ini menjadi genting dan penting bukan hanya sebagai bangsa, tetapi juga sebagai bagian dari umat manusia,” ujar WamenEkraf Irene Umar.

Pemerintah melalui program Festival Film Bulanan (Fesbul) hadir menyediakan akses, mengarahkan, dan memfasilitasi talenta subsektor film untuk mengantarkan karya-karya terbaik mereka ke dunia industri perfilman profesional. Sejak 2021, Fesbul telah melahirkan 1.965 kisah film pendek terkurasi yang melibatkan 1.710 komunitas dari berbagai wilayah di Indonesia yang diseleksi setiap bulannya.

BACA JUGA:  Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Presiden Prabowo Dorong Sinergi Ekonomi Dua Negara

Setiap bulan sepanjang tahun 2024, panitia Fesbul memilih dua film pendek terbaik mulai dari kategori fiksi, dokumenter, animasi, hingga eksperimental. Film-film tersebut berasal dari sepuluh lokus (lokasi fokus) yang berbeda dari berbagai daerah di Indonesia.

Perayaan Fesbul 2024 yang mengusung tema “Genting Menjadi Penting” pada 15-17 November 2024, menjadi malam puncak bagi pelaku ekonomi kreatif subsektor film sehingga diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekosistem film tanah air dan memperkuat ekonomi kreatif sebagai new engine of growth Indonesia.

Wamen Irene mengatakan, seiring dengan perkembangan industri film Indonesia, generasi muda dalam produksi film di tanah air harus dapat menerapkan konsep berkelanjutan melalui penerapan prinsip 3P, yakni profit, people and planet.

“Dengan aspek 3Ps, Profit, People and Planet, kita bisa menarik perhatian dunia dan generasi muda untuk manfaatkan ini. Walaupun dalam hati kita menyimpan keramahtamahan dan ketulusan yang dikenal dunia, ini waktunya kita untuk maju, hadir, dan berdiri karena pesan yang kita bawa bukan hanya untuk Indonesia, tetapi juga untuk dunia saksikan,” ujar Irene.

Pendiri Fesbul, Abdul Manaf, berharap sineas Indonesia bisa konsisten berkreasi sehingga bisa mengangkat film menjadi sumber penghasilan yang menjanjikan untuk pada akhirnya dapat menggerakkan perekonomian masyarakat.

BACA JUGA:  Film 17 Surat Cinta Ungkap Deforestasi Brutal di Kawasan Konservasi

“Harapannya adalah semoga pencipta film panjang, pendek, maupun periklanan, bisa menjadikan ini sebagai mata pencaharian,” ujar Abdul Manaf.

Potensi sineas tanah air melalui industri film, khususnya film pendek, mulai dipertimbangkan di kancah internasional. Dubes Prancis untuk Indonesia, Fabien Penone, menyampaikan bahwa pihaknya sudah bertemu dengan banyak talenta tanah air dengan keragaman dan potensinya luar biasa untuk memperkuat subsektor film.

“Sejak saya bertugas di Indonesia saya telah bertemu dengan banyak sekali sutradara film, aktor, dan sineas. Industri film Indonesia luar biasa kuat karena sudah memiliki talenta, kreativitas, dan keberagaman. Pada acara Clermont-Ferrand International Short Film Festival sebagai festival film pendek terbesar di dunia, film pendek Indonesia bisa bersaing dengan lebih dari 160 ribu (film), sudah bisa tampil sejajar dengan film kelas dunia lainnya,” ujar Fabien Penone.

Dalam kesempatan tersebut, WamenEkraf menyaksikan pemberian penghargaan kepada para sineas yang berhasil menjadi yang terbaik dalam Fesbul 2024. Setelah melalui proses kurasi, 19 film pendek yang masuk nominasi dipilih lima karya film pendek terbaik tanpa klasifikasi juara berdasarkan urutan maupun kategori.

BACA JUGA:  Perusahaan Teknologi Finansial Australia Datang ke Indonesia

“Saya ucapkan selamat bagi 19 film pendek terbaik. Baik menang ataupun tidak di Fesbul, kalian tetap pemenang bagi kami karena kalian hadir, bekerja keras, dan pesan yang kalian bawa itu menjadi penting. Jadi tepuklah bahu kalian para pemenang,” ujar Wamen Irene.

Berikut lima film pendek terbaik pada Perayaan Festival Film Bulanan 2024:

  • Last Chicken on Earth, Rumah Produksi Cinemahameru, Jakarta.
  • Realita Merajut Cinta, Rumah Produksi Prodi Film & Televisi UPI, Bandung.
  • No UFO Sightings in a Third World Country, Rumah Produksi Sunshower Films, Pekanbaru.
  • In The Never Ending Whirl Of A Reel, Rumah Produksi Never-Ending Pictures, Jakarta.
  • Kontapati, Rumah Produksi Asaloka Films, Yogyakarta.

Perayaan ini dihadiri Penasihat Kerja sama dan Kebudayaan Kedutaan Besar Prancis Jules Irrmann; serta Country Director Indonesia & Director Southeast Asia, Summer Xia.

Turut hadir mendampingi WamenEkraf Irene Umar, Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kemenparekraf/Baparekraf Muhammad Neil El Himam; Plt. Deputi Bidang Kreativitas Media Kemenekraf, Agustini Rahayu; serta Direktur Musik, Film dan Animasi Kemenparekraf/Baparekraf, Mohammad Amin. (Sumber: Kemenparekraf)

  • Editor: Daton