AMBON, MENITINI.COM – Perayaan Hari Pahlawan Nasional asal Maluku Thomas Matulessy, yang dikenal sebagai “Kapitan Pattimura” dirayakan tiap tanggal 15 Mei. Seperti biasa, masyarakat begitu antusias menyaksikan perayaan yang sering dibaluti dengan pembakaran obor.
Obor itu disebut, obor Pattimura, ritual adat penyemangat bangkitnya pemuda Maluku.
Antusias masyarakat begitu kuat. Tak hanya datang dari masyarakat lokal yang ada di Pulau Saparua, Kabupaten Maluku Tengah, namun dari luar Maluku hingga manca negara juga ikut hanyut dalam peristiwa tahunan tersebut.
Prosesi Obor Pattimura, dimulai dengan pembakaran obor yang dilangsungkan di puncak Gunung Saniri, tempat para tua-tua adat se-pulau Saparua menjalankan prosesi adat tersebut.
Dari informasi yang diperoleh wartawan, Rabu (15/5/2025) sekira pukul 15.00 WIT, Obor Pattimura diarak ratusan pemuda dan tua-tua adat Negeri Tuhaha Beinusa Amalatu, berbusana merah, jalan menaiki puncak Gunung Saniri.
Sesampai di puncak, para tetua adat berpakaian adat lengkap, terlihat haru menjalankan proses adat tersebut. Bambu digosok berulang dengan cepat, hingga mengeluarkan api.
Api itu, disebut “api unar”. Saat keluarkan api, kemudian dinyalakan ke dua lentera, sebelum dilanjutkan ke pembakaran api obor Pahlawan Pattimura.
Obor Pattimura itu kemudian diserahkan Tua adat Negeri Tuhaha kepada Pemda setempat, sebelum diserahkan kepada Raja Negeri Booy untuk diarak menuju Kota Saparua.
Obor Pattimura diarak ratusan penari cakalele, dan ribuan warga yang larut dalam suasana yang sangat sakral, dikawal aparat Kepolisian setempat menuju kota Saparua, tempat upacara perayaan Hari Pattimura.
Obor Pattimura diarak secara estafet ke sejumlah Negeri adat, diantaranya, Saparua Tiouw, Porto dan Bermalam di Haria.
Direncanakan, keesokannya, Api Obor Pattimura akan diarak menuju pantai Waisisil sebelum diarak menuju Lapangan Upacara Pattimura Benteng Durstede.
Upacara tersebut, dipimpin langsung Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa.
Warga Tiouw, Keni Pattikawa mengaku, antusias menghadiri perayaan obor Pattimura yang dilangsungkan tiap setahun sekali. Menurutnya, wajah muda terlihat aktif ikut dalam proses adat pembakaran obor Pattimura di puncak Gunung Saniri.
“Kami sebagai Patimura-Pattimura muda sangat memaknai hari Pattimura sebagai bagian dari rasa cinta kepada tanah air dan upaya meningkatkan rasa patriotisme dalam mengisi pembangunan saat ini.” Ujar Keni.
Diketahui, prosesi pengambilan api di puncak Gunung Saniri sebagai wujud mengingatkan semangat para generasi muda akan heroisme Thomas Mattulesy yang bergelar “Kapitan Pattimura”, bersama para pejuang lainnya, saat pertemuan akbar untuk menyusun strategi penyerangan terhadap penjajah pada tahun 1817. (M-009)
- Editor: Daton