DENPASAR, MENITINI.COM – Memang belum jelas kapan kita bisa berhenti membahas tentang COVID-19. Hilang satu, tumbuh seribu seperti bahasan akhir-akhir ini yaitu varian COVID-19 Omicron. Varian yang pertama terdeteksi pada penghujung tahun 2021 ini memang digadang-gadang lebih lunak dari varian pendahulunya. Namun, apakah kita sudah dapat menyimpulkan demikian? Ataukah ini hanya awal dari geliat Omicron? Jangan lupa, di Indonesia sudah 2 kasus meninggal akibat Omicron. Tandanya Omicron makin lama makin bertaji dan berpotensi menjadi fenomena gunung es. Mari kita cek fakta-fakta berikut!
- Omicron Lebih Infeksius
Jika kita membandingkan dengan varian Delta, penyebaran Omicron jauh lebih cepat. Penelitian dari University of Hong Kong menunjukkan bahwa Omicron memiliki kecepatan 70 kali lipat dari Delta. Selain itu dari hasil lab yang berhasil dianalisis, menunjukkan tingkat penularan sebesar 105%. Penyebabnya terdiri dari 2 faktor utama. Faktor pertama dari mutasi spesifik protein spike yang membuatnya lebih mudah masuk ke sel tubuh manusia. Faktor kedua, Omicron memiliki waktu inkubasi yang jauh lebih singkat dibandingkan varian lainnya untuk mencapai fase infeksius. Akibat dari kedua kondisi ini, virus malah menyebar sangat cepat disaat fase awal atau bahkan saat tidak ada gejala. Seperti maling di siang bolong kalau kita tidak siaga.