SINGARAJA,MENITINI.COM-Gubernur Bali I Wayan Koster melakukan peletakan batu pertama kelanjutan pembangunan shortcut Mengwitani-Singaraja pada titik 7D dan 7E, Selasa (29/8/2023).
Dalam sambutannya gubernur menyampaikan, shorcut batas kota Mengwitani – Singaraja titik 3 ,4,5, 6, 7A, 7B, 7C dan 8 telah selesai dilaksanakan. ”Hari ini pembangunan shortcut titik 7D, 7E kita lanjutkan dengan target Juli 2024 selesai. Saya mohon kontraktor betul-betul mematuhi ketentuan teknis sehingga mampu memberikan hasil yang tepat waktu, tepat mutu dan tentunya berkualitas, semoga pembangunan ini dapat berjalan lancar,” harap gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula Buleleng ini.
Shortcut titik 9 dan 10, tambah Koster, akan dikerjakan tahun 2024-2025. Jika telah selesai maka akan disediakan fasilitas shuttle bus listrik untuk memudahkan mobilitas masyarakat Singaraja ke Denpasar dan sebaliknya. Pembangunan shortcut juga dikatakan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat, karena jalur ini telah digunakan sebagai jalur wisata, pemandangan sangat indah di sepanjang jalan shortcut ini.
”Pemerintah akan menyediakan rest area sehingga wisatawan ataupun masyarakat dapat menikmati perjalanan dengan nyaman dan aman. Pembangunan ini merupakan kategori proyek revolusioner dan progresif. Selanjutnya perencanaan pembangunan shortcut titik 1, 2, 9, 10 dan 11, 12 sepanjang 7,7 km akan ditargetkan sampai 2026,” kata Koster.
BACA JUGA: Gubernur Koster Ingatkan REI Bali: Jangan Eksploitasi Sawah untuk Bangun Perumahan
Pembangunan shortcut telah puluhan tahun diwacanakan, namun ia mengklaim sejak dirinya memimpin menjadi Gubernur pada 2018, pembangunan shortcut tersebut baru terlaksana hingga sekarang dan akan berlanjut sampai 2026.
”Sejak dilantik 2018 saya langsung menyusun anggaran untuk pembebasan lahan 2018, 2019, 2020 sehingga titik 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 telah dibebaskan. Sedangkan titik 11,12 tahun 2025 rencananya akan dibebaskan,” sebutnya.
Direktur Pembangunan Jalan Direktorat Jendral Bina Marga Kementerian PUPR, Wida Nurfaida, mengatakan titik 7D dan 7E akan terbangun jembatan sepanjang 155 M dan jalan sepanjang 400 M menelan biaya Rp82 miliar jangka waktu 1 tahun kalender yaitu pada bulan Juli 2025.
BACA JUGA: Rencana Pembangunan Bandara Buleleng, Megawati: Saya Panggil Pak Koster, Enak Saja Aku Bilang
”Secara teknis dan prinsip tidak ada masalah, karena Propinsi Bali dan Kabupaten Buleleng sangat bagus komunikasinya dengan masyarakat, selain itu para kontraktor sudah makin baik kinerjanya. Mohon doanya agar proyeknya dapat berjalan dengan lancar,” kata Nurfaida.
Nantinya setelah pembangunan shortcut dari titik tiga sampai titik delapan rampung, lanjut Nurfaida, maka panjang sebelumnya 6,99 km menjadi 6,25 km, mengurangi jumlah tikungan dari 58 titik menjadi 21 titik dan terpenting mengurangi tingkat kelandaian maksimal ruas jalan Mengwitani-Singaraja dari 27% menjadi 10 % yang tentunya memberikan kenyamanan pagi pengguna jalan. (M-011)
- Editor: Daton
Berita Lainnya:
- Dinilai Izin Trayek Tidak Beraturan, Puluhan Sopir Angkot Hunut-Passo Protes di Balai Kota Ambon
- Babi di Bali Langka, Harga Tembus Rp100 Ribu per Kg
- Hasil Lelang Jabatan Sekda Badung, Nilai Agus Aryawan dan Surya Suamba Beda Tipis
- Dinas Perhubungan Periksa Kelaikan Kendaraan Jelang Liburan Natal dan Tahun Baru
- Sekolah di Denpasar Diimbau Waspada Cuaca Ekstrem