Rabu, 22 Mei, 2024
Beberapa wisatawan tengah menikmati sensasi "Birdwatching" di Taman Wisata Alam Kerandangan Lombok, Minggu (18/6/2023). (Foto: Kemenparekraf)

Beberapa wisatawan tengah menikmati sensasi "Birdwatching" di Taman Wisata Alam Kerandangan Lombok, Minggu (18/6/2023). (Foto: Kemenparekraf)

Sadar Wisata

Melihat potensi yang ada, Wahyudi berharap semakin banyak pihak yang sadar akan besarnya nilai jual pariwisata di TWA Kerandangan. Terutama masyarakat sekitar untuk terus menjaga kelestarian flora dan fauna yang ada di alam.

Tidak mudah memang, namun dengan kolaborasi banyak pihak, pemahaman bagi masyarakat dapat terus ditingkatkan. Selama ini, ujar Wahyu, ia masih mendapati masyarakat yang kerap menangkap burung di alam.

“Mereka masih belum sadar bahwa dengan pariwisata, nilai ekonomi seekor burung yang ada di alam justru lebih besar dibanding di dalam sangkar,” kata Wahyu.

Ia memberi contoh sederhana. Menjual burung dengan jenis tertentu (yang tidak dilindungi) mungkin memberikan harga yang cukup tinggi. Namun penjualan hanya bisa dilakukan satu kali. Berbeda dengan menawarkannya dalam paket kegiatan wisata alam.

BACA JUGA:  Liburan Dua Hari, Penumpang di Bandara Ngurah Rai Melonjak

Wahyu menyebut, untuk wisatawan mancanegara, paket wisata alam bisa ditawarkan dengan harga Rp3 juta-Rp5 juta.

“Paket itu bisa dilakukan berkali-kali sehingga potensinya lebih tinggi. Kelestarian alam pun terjaga,” kata Wahyu.

Saat ini Wahyu terus mengajak masyarakat untuk bisa terlibat lebih jauh dalam menawarkan paket wisata ini. Hingga saat ini ia berhasil mengajak 5 orang masyarakat untuk bergabung bersamanya.

“Dengan acara (Kampanye Sadar Wisata) tadi saya berharap semakin banyak masyarakat yang terbuka dan sadar akan potensi yang kita miliki,” kata Wahyu.

Deputi Bidang Sumber Daya Kelembagaan Kemenparekraf/Baparekraf Diah Martini Paham, mengatakan, penguatan kapasitas sumber daya manusia sangat penting dalam upaya menghadirkan pelayanan prima bagi wisatawan khususnya untuk mewujudkan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan. Kampanye Sosialisasi Sadar Wisata ini dihadirkan agar masyarakat mampu mengenali, mengembangkan, dan memasarkan potensi yang ada di daerahnya.

BACA JUGA:  Kampung Tenun Rabadompu Punya Nilai Sejarah, Mas Menteri Sandiaga Dorong Pengembangan Potensi Kain Tenun Bima 

“Bagaimana mempersiapkan masyarakat untuk menjadi tuan rumah yang baik di dalam penyelenggaraan pariwisata dan ekonomi kreatif. Sehingga masyarakat bisa berbuat sekaligus mendapatkan manfaat dari kegiatan pariwisata,” kata Diah didampingi Direktur Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Kemenparekraf/Baparekraf Florida Pardosi.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, pariwisata berkelanjutan menjadi tren terbaru dalam pengembangan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) dunia di Indonesia.

“Kami melihat sustainable tourism ini adalah suatu tren pariwisata yang sekarang tidak terhentikan dan tidak tergantikan. Karena sustainable tourism membuka peluang kita untuk lebih melestarikan lingkungan,” kata Menparekraf Sandiaga.

Ia terus mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam mewujudkan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan melalui desa-desa wisata di berbagai tanah air. Kampanye Sadar Wisata dikatakan Menparekraf Sandiaga menjadi salah satu program unggulan Kemenparekraf/Baparekraf dalam mewujdukan cita-cita tersebut termasuk peningkatan kapasitas SDM di dalamnya.

BACA JUGA:  Tiga Desa di Sekotong Kembali Diterjang Banjir, Begini Kondisinya

“Pariwisata dan ekonomi kreatif menjadi sektor yang terus mendorong kebangkitan ekonomi dan terbukanya lapangan kerja bagi masyarakat,” kata Sandiaga. (M-003)

  • Sumber: Kemenparekraf
  • Editor: DRL