Memanas Hubungan PDIP-Demokrat, GPS: Kedepan Saling Sandra Dalam Berpolitik

DENPASAR,MENITINI.COM-Mantan kader Partai Demokrat Gede Pasek Suardika atau yang akrab di sapa GPS angkat bicara terkait memanasnya hubungan Demokrat dengan PDI Perjuangan. Hubungan kedua partai tersebut memanas setelah Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menuding Presiden Jokowi hanya sebagai presiden gunting pita karena meresmikan proyek yang sejatinya sudah dibangun di era Susilo Bambang Yudhoyono.

Walhasil, petinggi di kandang Banteng dalam lingkaran yang menjadi pendukung Jokowi pun panas. Perseteruan PDI Perjuangan dan Partai Demokrat kembali terjadi.

Bahkan ada yang menyebut AHY tak pantas menjadi presiden karena belum pernah menjadi lurah, atau mengungkit kasus proyek Hambalang yang mangkrak di era SBY. “Saling sandera dalam politik,” kata GPS yang kini menjabat Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara kepada denpasar.suara.com, Selasa 27 September 2022.

BACA JUGA:  Presiden Jokowi Hadiri Resepsi KTT Khusus ASEAN-Australia

“Kalau yang menang bukan Jokowi tapi orangnya SBY. Maka pembangunan Hambalang itu akan berlanjut dan diselesaikan. Tapi, karena bukan maka tidak diselesaikan,” imbuh dia.

Mengutip SUARA.COM, mantan anggota DPR-RI periode 2009-2014 dari fraksi Partai Demokrat itu menjelaskan, ada pembangunan yang memang tidak bisa diselesaikan oleh presiden dalam satu periode kepemimpinan. Jadi, penting kiranya presiden pengganti akan melanjutkan program sebelumnya. Untuk kasus Hambalang memang terkesan ada dimensi politiknya.

Jika dirunut jumlah anggaran tidak terlalu besar. Hambalang itu layaknya sebuah monumen politik untuk menyerang Demokrat saat kritis terhadap pembangunan di era Jokowi.
Tapi, ingat dia lagi, sebenarnya beberapa proyek peninggalan SBY dalam tanda kutip tendensi politik atau tidak berkasus banyak yang dilanjutkan di era Jokowi. Seperti jalan tol dan juga bendungan.

BACA JUGA:  Di Melbourne, Presiden Jokowi Disambut Antusias Masyarakat Indonesia

Demikian, seperti yang umum terjadi dalam dunia perpolitikan di tanah air. Bisa jadi ke depan jika presiden pengganti Jokowi tidak sejalan.

Maka Jokowi akan tersandera proyek Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang anggarannya terbilang besar dan baru dicanangkan jelang habisnya masa jabatan.

Seperti diketahui AHY sebelumnya menyentil Jokowi yang hanya menjadi presiden gunting pita.

“Direncanakan, dipersiapkan, dialokasikan anggarannya dan dimulai dibangun sehingga banyak yang tinggal dan sudah 70 persen bahkan tinggal 90 persen tinggal gunting pita. Setahun gunting pita kira-kira masuk akal enggak?” kata AHY, dalam sambutannya di Rapimnas, di JCC, Senayan, Jakarta, Kamis (15/9/2022) lalu.
“Ya kita enggak perlu juga diapresiasi tetapi jangan mengatakan, ini kehebatan kita, satu tahun gunting pita,” imbuhnya.

BACA JUGA:  Presiden Jokowi Serahkan Zakat ke Baznas, Berharap Disalurkan Tepat Sasaran

Dia juga menilai bahwa Jokowi melupakan peran SBY. “Tetapi kenapa sih kita tidak kemudian mengatakan terima kasih telah diletakan landasan telah dibangun 70 persen, 80 persen sehingga kami tinggal 10 persen tinggal gunting pita, terima kasih Demokrat, terima kasih SBY, begitu artinya itu kan fair. Betul? Jangan dibilang demokrat enggak peduli infrastruktur,” tegas AHY.

SUMBER: SUARA.COM