Puasa Aman dari Gangguan Lambung, Siapa Takut?

Puasa vs Gangguan Lambung

Puasa Ramadhan tidak hanya sekedar menggeser jam makan saja lho. Setelah seharian berpuasa selama bulan Ramadhan, rentan terjadi perubahan dalam pola dan porsi makan. Hal ini cukup normal mengingat tantangan yang kita hadapi untuk menahan rasa lapar seharian. Sayangnya tindakan ini tidak baik bagi pencernaan kita. Kombinasi perubahan pola dan porsi makan terutama saat berbuka puasa dapat menyebabkan keasaman, mulas, dan gangguan pencernaan. Apalagi kalau kita langsung menyasar makanan manis dan berlemak dalam porsi besar. Untuk mencerna makanan besar sekaligus, perut perlu menghasilkan sejumlah besar asam klorida, memberi tekanan pada sfingter esofagus bagian bawah yang menghubungkan lambung ke kerongkongan. Hal ini menyebabkan sfingter terbuka dan merangsang asam lambung masuk ke kerongkongan bersama dengan makanan yang tidak tercerna. Absennya makanan selama jam puasa membuat asam lambung tidak memiliki makanan untuk dipecah sehingga keasamannya meningkat, menyebabkan iritasi dan memicu timbulnya dyspepsia.

BACA JUGA:  Istimewanya Kurma, si Primadona Berbuka Puasa

Apa Saja yang Harus Dihindari?

Jika Anda termasuk yang menderita gangguan asam lambung atau gangguan pencernaan lainnya, ada beberapa trik dan asupan yang harus Anda hindari. Pertama, hindari pola dan porsi makan berlebihan saat berbuka. Hindari makanan asam yang dapat memperparah kondisi Anda seperti makanan berlemak atau yang memerlukan waktu menggoreng lama, makanan pedas dan masam dan olahan saus. Usahakan untuk menghindari karbohidrat saat berbuka puasa dan sahur. Kandungan kadar gula dan garam yang tinggi dan menyebabkan masalah dengan sistem pencernaan Anda. Sedangkan untuk minuman, sebaiknya hindari jus buah sebagai pembuka puasa, buah-buahan dan olahan buah yang masam, serta minuman berkafein seperti kopi dan soda.

BACA JUGA:  Dianggarkan Rp23 Miliar, Pembangunan Puskesmas III Denbar

Manfaatkan waktu makan dengan bijak, jangan mengunyah terlalu cepat atau dalam potongan yang besar. Kedua kondisi ini merangsang pembentukan asam lambung yang lebih banyak karena tubuh membaca kebutuhan untuk memecah makanan lebih tinggi. Hindari juga berbaring atau tidur sebelum 2-3 jam setelah makan besar apalagi saat setelah sahur. Godaan untuk kembali tidur pasti sangat besar ya setelah sahur. Manfaatkan dengan aktivitas kerohanian dan aktivitas ringan supaya asam lambung tidak mengganggu awal hari Anda akibat rebahan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *