BULELENG,MENITINI.COM-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng mulai melaksanakan program pendampingan intensif bagi siswa tingkat SMP yang mengalami kesulitan membaca, menulis, dan berhitung (calistung). Langkah ini diambil setelah hasil pemantauan menunjukkan masih adanya siswa SMP yang belum menguasai kemampuan dasar tersebut secara lancar.
Program pendampingan diawali dengan asesmen yang melibatkan tujuh psikolog untuk mengevaluasi kemampuan akademik serta mengidentifikasi faktor penyebab ketertinggalan siswa. Bupati Buleleng, I Nyoman Sutjidra, yang memantau langsung pelaksanaan asesmen di SMP Negeri 1 Singaraja beberapa hari lalu, mengungkapkan bahwa sebagian siswa memiliki keterbatasan intelektual akibat gangguan tumbuh kembang.
“Ada yang kemampuan belajarnya jauh di bawah rata-rata, bahkan beberapa kasus masuk dalam kategori retardasi mental ringan. Ini perlu penanganan khusus,” ujarnya.
Untuk mengoptimalkan pembelajaran, para siswa akan dikelompokkan berdasarkan tingkat kemampuan. Mereka yang memiliki hambatan ringan akan difasilitasi melalui sekolah inklusif atau kelas khusus. Menurut Sutjidra, pengelompokan ini penting agar siswa tidak merasa tertekan saat belajar bersama teman sebayanya.
“Kita hindari risiko tekanan psikologis atau breakout,” tambahnya.
Setelah asesmen selesai, orang tua siswa akan dipanggil untuk mengikuti sesi konseling guna memahami cara mendukung anak di rumah. Kolaborasi dengan keluarga dan lingkungan sekitar dinilai krusial untuk membantu anak mencapai kemandirian, terutama bagi mereka yang sudah menginjak usia remaja dan akan memasuki jenjang SMA.
“Selain itu, siswa juga akan mendapatkan pelatihan keterampilan sesuai minat masing-masing, guna mempersiapkan mereka mandiri di masa depan. Semua disesuaikan dengan rekomendasi dari psikolog,” jelas Sutjidra.
Program serupa juga akan diperluas ke tingkat sekolah dasar (SD). Bupati Sutjidra telah menginstruksikan Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng untuk mengidentifikasi siswa kelas 4 hingga 6 SD yang belum lancar calistung. Mereka akan diberikan bimbingan intensif sebelum naik ke jenjang berikutnya.
“Kepala sekolah wajib memastikan program ini berjalan dengan penuh integritas,” tegasnya.
Sutjidra menambahkan, inisiatif ini merupakan bagian dari komitmen Pemkab Buleleng dalam mewujudkan pemerataan pendidikan inklusif. Dengan pendampingan berjenjang, diharapkan siswa berkebutuhan khusus dapat mengembangkan potensinya dan tidak menjadi beban bagi keluarga.
“Target akhirnya, mereka bisa hidup mandiri sesuai kemampuan masing-masing,” pungkas Bupati asal Desa Bontihing, Kecamatan Kubutambahan ini.*
- Editor: Daton