KUTA, MENITINI.COM – Sebagai kabupaten yang menggantungkan roda perekonomiannya di sektor pariwisata. Pemkab Badung dingatkan mengalokasikan dana hibah pariwisata pemerintah pusat, selain menggeliatkan promosi wisatawan domestik juga dipakai untuk revitalisasi fasilitas umum dan daya tarik wisata (DTW).
Hal tersebut disampaikan Sekretaris Umum DPD Putri (Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia) Bali, Wayan Wijana saat menghadiri gathering kepariwisataan kabupaten Badung Kuta Selatan yang dilaksanakan Selasa (1/12) di Nusa Dua.
Menurut Wijana, upaya menggenjot kunjungan wisatawan domestik saat ini perlu dilakukan Badung, untuk kembali menggeliatkan sektor perekonomian yang sangat terdampak Covid-19. Selama ini kunjungan wisatawan di Badung lebih didominasi wisatawan internasional dibandingkan domestik.
“Upaya untuk kegiatan promosi harus dilakukan secara signifikan, kami harap ini menjadi perhatian agar mampu menarik lebih banyak kunjungan wisatawan domestik. Di obyek wisata kawasan luar Pura Uluwatu 70 persen diisi kunjungan wisatawan mancanegara, sedangkan 30 persen kunjungan domestik. Jadi strategi untuk mengeliatkan kunjungan domestik saat ini diperlukan untuk mengisi kekosongan kunjungan wisatawan mancanegara,” kata Wayan Wijana Ketua Pengelola Obyek Wisata Kawasan Luar Pura Uluwatu ini.
Sementara menyangkut revitalisasi dan perbaikan fasilitas umum di destinasi pariwisata di Badung, juga sangat penting untuk meningkatkan kepercayaan wisatawan yang berkunjung. Sebab wisatawan yang datang ke Bali selama ini lebih melihat kondisi fasilitas destinasi wisata itu sendiri, seperti toilet umum.
Hal itu sejalan dengan program pengembangan destinasi pariwisata yang saat ini mengedepankan protokol kesehatan berbasis CHSE (Cleanlinnes, Health, Safety, dan Environment). Berbicara CHSE, maka kondisi fasilitas umum di obyek wisata tentunya harus bersih dan terawat. “Kalau di Uluwatu sendiri kondisi toiletnya sudah berkelas internasional. Tapi kondisi tersebut tidak sama dengan toilet di daya tarik wisata lain di Badung. Toilet di beberapa obyek wisata masih perlu mendapat sentuhan, menyangkut kebersihan dan kenyamanan. Kalau bicara CHSE, saya rasa itu belum masuk,” kritiknya
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Putu Astawa yang hadir menjadi salah satu narasumber dalam gathering sependapat untuk mengevaluasi fasilitas umum, khususnya kondisi kebersihan toilet di obyek wisata. “Pandemi Covid-19 merupakan pembelajaran yang cukup bagus bagi kita untuk lebih memperhatikan aspek kebersihan dan kesehatan, salah satunya kondisi toilet. Marilah kondisi pandemi ini dijadikan momentum untuk mengalokasikan anggaran di masing-masing kabupaten/kota, provinsi, bahkan pusat, untuk, merawat, memperbaiki kondisi toilet yang ada di obyek wisata. Itu butuh waktu dan menjadi PR kita, kami harap saat musrenbang ini juga bisa diusulkan nantinya,” ujarnya.
Sementara Kepala Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Kabupaten Badung I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya menerangkan, pihaknya senantiasa konsisten dan terus berupaya menggeliatkan promosi pariwisata ke daerah lain, bahkan ke internasional.
Hal itu dilakukan secara virtual menggandeng asosiasi, stakeholder dan pemerintah daerah. Sebab pandemi Covid-19 membuat upaya promosi langsung belum bisa dilaksanakan secara penuh. “Pasar domestik hampir semuanya ingin datang ke Bali. Kementerian Pariwisata juga sudah mengantensi hal ini, sehingga berbagai event dan MICE kini lebih diarahkan di Bali. Bali Demokrasi Forum juga akan tetap dilaksanakan di Bali. Kami juga sudah membahas kerjasama dengan airline, terkait super deal,”paparnya. M-71/ton/edo