Pelaku Penembakan di Thailand dalam Pengaruh Narkoba

Amukan pada Kamis adalah penembakan massal terburuk di negara itu sejak seorang tentara melepaskan tembakan di pusat perbelanjaan Terminal 21 dan lokasi lain di Nakhon Ratchasima pada 8 Februari 2020. Dia membunuh 29 orang dan melukai 58 lainnya sebelum ditembak mati oleh polisi 18 jam setelahnya. kejadian itu dimulai.

Insiden itu, terkait dengan sengketa utang antara pria bersenjata Jakrapanth Thomma dan seorang perwira senior, memicu kemarahan publik terhadap militer.

Prajurit itu mampu mencuri senapan serbu dari depot tentara sebelum memulai pembunuhannya, memposting pembaruan langsung di media sosial saat dia melakukannya.

Jenderal Pol Damrongsak mengatakan pistol yang digunakan dalam serangan pada hari Kamis telah dibeli secara legal dan merupakan senjata milik pribadi, bukan milik polisi.

BACA JUGA:  Thailand Gagal ke Perempat Final Piala Asia U-23

Undang-undang senjata lokal dan pemeriksaan latar belakang yang diperlukan cukup ketat. Meskipun demikian, perkiraan jumlah total senjata yang dipegang, secara legal dan ilegal, oleh warga sipil di Thailand adalah 10,3 juta pada tahun 2017, atau satu untuk setiap tujuh warga. Dari jumlah tersebut, sekitar 4 juta adalah ilegal.

Sumber: Medcom.id