Orang Muda Respon Pengolahan Sampah Berbasis Sumber

JIMBARAN,MENITINI.COM- Pengelolaan sampah berbasis sumber sesuai Peraturan Gubernur (Pergub) Bali Nomor 47 tahun 2019 terus mendapatkan dukungan masyarakat dan sejumlah komponen.  Minggu (31/7), element masyarakat, mahasiswa dan juga LSM Internasional menggelar diskusi ‘Sustainable Development Goals (SDG) Open Hack Bali di Jimbaran Hub, Kelurahan Jimbaran.

Dalam kegiatan yang bertema ‘Tackling Waste Management in Bali Through Innovation’ itu, para peserta dibekali keilmuan dalam mencegah, mengatasi dan mencari solusi penanganan sampah. Sebab Bali sebagai destinasi tujuan wisata dunia, sudah selayaknya mengatasi permasalahan sampah dengan bijak.

Dr. Thomas Maillart, pembicara dari University of Geneva menerangkan, diskusi tersebut merupakan salah satu bentuk kolaborasi, dengan tujuan melahirkan inisiatif yang kreatif dalam upaya pemecahan masalah sampah dan membuat Bali semakin bersih.

BACA JUGA:  TNI, Polri, Pemda dan Masyarakat di Lamongan Bersinergi Tanam Mangrove

Kegiatan itu terlaksana berkat kerjasama antara University of Geneva, The United Nations Institute for Training and Research, Geneva Tsinghua Initiative, Open Geneva, Meaningful Design Group dan Jimbaran Hub, serta didukung Swiss Agency for Development and Cooperation (SDC). “Peserta yang mengikuti ini berasal dari berbagai latar belakang seperti mahasiswa, aktivis, karyawan, dan organisasi,” sebutnya.

Sementara Perwakilan dari The United Nations Institute for Training and Research, Afroditi Anastasaki menerangkan, pengelolaan sampah merupakan salah satu tantangan lingkungan dan sosial terbesar saat ini. Sebab kondisi itu juga dipengaruhi perekonomian dan sektor pariwisata sebagai industri terbesar di Bali.

Generasi muda perlu menjembatani dengan inovasi dan ikut menggaungkan tentang edukasi pengelolaan sampah di masyarakat. “Ini sangat penting karena Bali adalah destinasi wisata dunia. Untuk itu, dalam menjaganya tetap bersih, perlu dilakukan sebuah inovasi dalam mengatasi persoalan sampah,” ujarnya.

BACA JUGA:  Reklamasi Bandara Berdampak Abrasi Kuta, Masyarakat Minta Segera Dibuatkan Ini

CEO Jimbaran Hijau, Putu Agung Prianta berharap kedepan akan banyak muncul kegiatan serupa untuk menggerakkan masyarakat Indonesia agar dapat memecahkan suatu masalah secara kreatif. Gelaran diskusi itu sangat selaras dengan filosofi Tri Hita Karana.

Di mana, pengimplementasian filosofi tersebut bertujuan untuk mewujudkan interaksi antara manusia, alam, dan leluhur, dengan menempatkan komunitas lokal Bali sebagai pusatnya. “Tiga ide gagasan terbaik akan dipilih dan mendapatkan mentoring khusus dari Meaningful Design Group, sehingga menghasilkan dampak yang lebih masif. Idealnya, inisiasi yang dihasilkan dari kegiatan ini berpeluang ditingkatkan lebih lanjut pada event-event mendatang,” ucapnya. M-003