DENPASAR, POS BALI – Kota Denpasar tercatat mengalami inflasi setinggi 0,2 persen yang ditunjukkan denganĀ peningkatanĀ IndeksĀ HargaĀ KonsumenĀ (tahunĀ dasarĀ 2018=100)Ā dariĀ 103,37Ā padaĀ OktoberĀ 2020 menjadi 103,58Ā padaĀ November 2020.Ā
Sementara itu, tingkat deflasi tahun kalender (year to date/ytd) November 2020 tercatat sedalam -0,07 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (November 2020 terhadap November 2019 atau YoY) tercatat setinggi 0,72 persen.
Kepala BPS Provinsi Bali, Ā Hanif Yahya mengakui dari sebelas kelompok pengeluaran, lima kelompok pengeluaran tercatat mengalami inflasi yaitu kelompok I (makanan, minuman, dan tembakau) setinggi 1,41 persen; kelompok VIII (rekreasi, olahraga, dan budaya) setinggi 0,19 persen; kelompok V (kesehatan) setinggi 0,14 persen; kelompok II (pakaian dan alas kaki) setinggi 0,10 persen; dankelompok VII (informasi, komunikasi, dan jasa keuangan) setinggi 0,03 persen.Ā Ā
“Sementara itu, empat kelompok pengeluaran tercatat mengalami deflasi yaitu kelompok IV (perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga) sedalam -1,05 persen; kelompok XI (perawatan pribadi dan jasa lainnya) sedalam -0,51 persen; kelompok VI (transportasi) sedalam -0,22 persen; dan kelompok III (perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga) sedalam -0,11 persen,” kata di Denpasar, Selasa (1/12/2020).
DuaĀ kelompokĀ pengeluaranĀ lainnyaĀ tercatatĀ tidakĀ mengalamiĀ perubahanĀ indeksĀ atauĀ stagnanĀ yaitu kelompok IX (pendidikan) dan kelompok X (penyediaan makanan dan minuman/restoran). “Komoditas yang tercatat memberikan andil atau sumbangan inflasi pada bulan November 2020 antara lain, bawang merah, cabai merah, daging ayam ras, daging babi, tomat, jeruk, bawang putih, sawi hijau, cabai rawit, dan buncis,” tutupnya. gung/poll