Eat Pray Love
Julia Robert dalam Film Eat Pray and Love yang dirilis tahun 2010 (M-IST)

Pulau Bali Sandang Tujuh Predikat Sudah Mendunia, Apa Saja Itu?

Kelima. Pulau Demokrasi. Julukan ini bukan tanpa alasan. Nilai kearifan lokal Bali sesungguhnya sudah menunjukkan kualitas demokrasi. Sebut saja salah satunya sistem irigasi tradisional Subak yang dengan cara yang rapih, damai, bisa berbagi air tanpa konflik. Begitu juga dalam pengembangan kualitas demokrasinya. Bali, dengan penduduk 4,3 juta jiwa (tahun 2022) yang dikenal secara sosial, baik suku maupun agama yang dianut, tampak homogen, tengah berkontraksi terhadap berbagai perubahan sosial yang dialaminya.

Semakin derasnya arus modal dan pendatang sedikit banyak turut memengaruhi keseimbangan sosial yang sudah terbentuk sebelumnya. Tidak hanya terkait dengan intervensi eksternal saja, berbagai kajian menunjukkan, di kalangan internal masyarakat Bali sendiri selama ini tengah berlangsung pula pergeseran struktur dan kultur masyarakat yang cenderung memudarkan nilai kultural Bali. Namun faktanya, Bali tetap kokoh dengan budaya dan agamanya.

BACA JUGA:  Libur Lebaran 2024, Pariwisata Bali Panen Rupiah

Penegasan Bali sebagai pulau demokrasi justeru terjadi pada masa Pemerintahan SBY dengan menjadikan Bali sebagai tuan rumah event global bernama Bali Democrazy Forum (BDF) yang hingga kini menjadi event tahunan di Bali.

Keenam. Bali Pulau Toleransi. Bali menjadi salah satu provinsi di Indonesia dengan tingkat toleransi yang tinggi. Saya sendiri mengalami keberadaan toleransi ini di pulau Bali. Menurut sensus penduduk tahun 2019, jumlah umat muslim di Bali sudah mencapai 800 ribu orang. Itupun mereka adalah kebanyakan pendatang dari pulau Jawa dan pulau lainnya. Lantas apa yang membuat toleransi beragama di Bali begitu terjaga? Masyarakat Hindu di Bali memiliki keyakinan manusia harus hidup damai dengan Tuhan, alam, dan sesamanya. Keyakinan ini dikenal dalam istilah Tri Hita Karana (THK) Pengamalannya sangat melekat diajarkan kepada pemeluk agama Hindu sejak kecil di Bali. Sebenarnya di semua agama memang mengajarkan hal yang sama. Namun harus kita akui, masyarakat Hindu berhasil mempraktikka dengan baik.

BACA JUGA:  Menparekraf Jajaki Kolaborasi Gelar Konser Musik Skala Dunia dengan Pemerintah Singapura

Faktanya, para pendatang yang mayoritas adalah Muslim memiliki tempat yang baik dalam hal pekerjaan mereka di Bali. Pasar, kantor, dan tempat-tempat perputaran roda perekonomian lainnya hampir seluruhnya lebih dikuasai pendatang dari pada masyarakat asli Bali. Mereka yang beragama Hindu dan asli penduduk Bali tidak merasa terganggu apalagi terjajah.

Anjing dan babi, misalnya, yang tidak diharamkan oleh masyarakat Hindu di Bali juga tidak menjadi perkara yang rumit bagi umat Muslim untuk beraktivitas. Mereka tetap harmonis dengan menjaga batasan-batasan syariat Islam secara kaffah.

Kendati pun Bali pernah dibom oleh sekelompok Muslim ekstrimis tahun 2002 dan 2005 lalu, masyarakatnya hingga kini masih teguh menjaga toleransi dan menghormati Muslim pendatang. Bahkan dalam urusan shalat, jika kita tengok di masjid-masjid di Bali, setiap shalat Jumat dan shalat hari raya tidak jarang akan terlihat pecalang yang membantu mengamankan arus lalu lintas dan ketertiban kendaraan di sekitar masjid.

BACA JUGA:  Wamenparekraf: Sektor Parekraf Harus jadi Pelopor Kesetaraan Gender

Muslim pendatang di Bali tidak merasa terkucilkan oleh masyarakat Hindu. Begitu pula sebaliknya umat Hindu di Bali tidak merasa lahan mereka telah diambil dan dikuasai para pendatang. Keduanya justru bahu-membahu dan melakukan hubungan saling ketergantungan dalam bidang ekonomi dengan baik.

Berita Terkait

Delegasi The 2nd UN Tourism Regional Conference on the Empowerment of Women in Tourism in Asia and the Pacific, Diajak Tanam Bakau

NUSA DUA,MENITINI.COM-Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengajak delegasi “The…

ByByRedaksiMei 4, 2024

Kampung Tenun Rabadompu Punya Nilai Sejarah, Mas Menteri Sandiaga Dorong Pengembangan Potensi Kain Tenun Bima 

MATARAM,MENITINI.COM- Keberadaan Kampung Tenun Rabadompu, Kota Bima yang menjual  produk-produk kain tenun khas Bima, dinilai sangat positif dalam mendongkrak…

ByByEditorApr 29, 2024

Kadispar Lobar Roadshow ke Pelaku Pariwisata, Bahas Penataan Wisata Senggigi

MATARAM,MENITINI.COM-Kepala Dinas Pariwisata Lobar, Agus Gunawan sejak Selasa (24/4/2024) mulai melakukan Roadshow ke para pelaku pariwisata. Kegiatan itu…

ByByEditorApr 25, 2024

Wamenparekraf: Sektor Parekraf Harus jadi Pelopor Kesetaraan Gender

MEDAN,MENITINI.COM-Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Wakil Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf/Wakabaparekraf) Angela Tanoesoedibjo menegaskan sektor pariwisata…

ByByRedaksiApr 24, 2024