Serba-Serbi Afasia, Penyebab Bruce Willis Pensiun dari Perfilman

DENPASAR, MENITINI.COM – Bagi penggemar film genre laga Holywood, nama Bruce Willis pasti sangat melekat di hati. Aktor dengan perawakan gagah yang terkenal melalui Die Hard ini selalu menjadi lambang maskulin dalam perannya. Sayangnya, Willis memutuskan untuk pensiun pada tahun 2022 ini. Berita disampaikan oleh salah satu anak beliau, Rumer Willis dalam postingan Instagram hari Rabu lalu. Rumer mengatakan bahwa kondisi kesehatan sang ayah memburuk akhir-akhir ini disertai penurunan kemampuan kognisi. Keluarga memutuskan supaya Willis mendapat penanganan medis dan dokter mendiagnosis aktor berusia 67 tahun ini dengan Afasia. Berdasar diagnosis tersebut, keluarga dan Willis bersepakat untuk pensiun dari dunia perfilman supaya lebih fokus menjalani pemulihan dan quality time bersama keluarga besarnya. Masih asing mendengar afasia? Mari kita ulas!

BACA JUGA:  Film Fashion Indonesia "Purun" Raih Kemenangan Bergengsi di 2024 PayPal Melbourne Fashion Festival - Fashion Film Awards 

Apa itu Afasia?

Afasia adalah gangguan akibat dari kerusakan area otak bagian kiri yang bertanggung jawab untuk bahasa. Baik dari pemahaman, pemrosesan maupun berkomunikasi dua arah secara pasif dan aktif. Afasia terjadi secara tiba-tiba, seringkali setelah stroke atau cedera kepala. Namun tidak menutup kemungkinan, merupakan akibat dari tumor otak atau penyakit neurologis yang progresif. Kondisi ini kebanyakan terjadi pada usia paruh baya atau lansia, tetapi juga dapat terjadi pada populasi yang lebih muda.

Sebab Umum Afasia

Seperti sudah disebut sebelumnya, afasia tejadi akibat kerusakan area otak yang mengurus bahasa. Cedera kepala dan stroke masih memegang sebagai penyebab terbanyak kejadian ini. Kedua kondisi ini membuat terbentuknya gumpalan darah atau cedera pada pembuluh darah kepala yang mengurangi suplai darah ke otak. Sel-sel otak akan mati ketika mereka tidak menerima suplai darah normal karena absennya oksigen dan nutrisi. Penyebab lain yang lebih khusus meliputi tumor otak, luka tembak, infeksi otak, dan gangguan neurologis progresif akibat penuaan seperti Alzheimer.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *