Jumat, 17 Mei, 2024
Diskusi Krisis Iklim Lewat Seni Teater Forum. (Foto: Istimewa)

Diskusi Krisis Iklim Lewat Seni Teater Forum. (Foto: Istimewa)

JAKARTA,MENITINI.COM-Menyuarakan pentingnya segera beraksi untuk selamatkan bumi dari perubahan iklim tak lagi harus lewat kampanye mainstream dan suara keras. Lewat seni teater forum yang tak melontarkan satu kata pun, diskusi tentang krisis iklim bisa terjalin dengan seru. Kok, bisa?

Sebagai organisasi orang muda, Pamflet Generasi sering terlibat dalam berbagai diskusi dan diskusi itu terpaksa berakhir dengan kesimpulan. Padahal, karena tantangannya sangat pelik, diskusi soal lingkungan seharusnya menjadi diskusi yang tidak pernah berujung pada kesimpulan.

Hingga kemudian Garasi Performance Institute datang dengan gagasan teater forum. Format teater ini memungkinkan berdiskusi tanpa kata-kata, dan semua orang bisa berbagi pengalaman. Pamflet menguraikan, jika menggunakan kata-kata, suatu diskusi hanya akan diisi oleh orang yang terbiasa bicara, sementara itu yang tak terbiasa bicara tak punya kesempatan untuk mengutarakan ide.

BACA JUGA:  Tingkat Kehilangan Air di Badung Berkurang Dari Tahun ke Tahun

Dengan menampilkan gestur-gestur tertentu, penonton bisa mendapatkan perspektif beragam yang kemudian bisa menjadi materi diskusi selanjutnya.

“Teater forum merupakan media baru untuk konsolidasi. Bentuk teater ini mampu mengungkap gagasan yang besar menjadi sesuatu yang sedikit lebih mudah dipahami, karena menyajikan visual tanpa kata-kata. Yang menarik, jika dalam teater biasa tamu hanya berperan pasif sebagai penonton, teater forum secara aktif melibatkan penonton (spect-actor) untuk juga mengekspresikan masalah baru dengan mengubah dan menambah adegan. Keterlibatan itulah yang menjadi bagian dari aktivisme,” kata N. Aidawardhani, perwakilan Pamflet.

Ugoran Prasad, Associate Artistic Director Garasi Performance Institute, menjelaskan, pendekatan teater forum sebenarnya sudah lama digunakan oleh LSM, bahkan sejak tahun 80-an. Hanya saja, bentuknya kini telah mengalami banyak pembaruan, karena banyak terdapat hal baru dalam kehidupan, misalnya media sosial.

BACA JUGA:  Tuntaskan Persoalan Sampah, Pemkab Klungkung Jajaki Kerjasama dengan Perusahaan Jepang