Tingkat Kehilangan Air di Badung Berkurang Dari Tahun ke Tahun

BADUNG,MENITINI.COM– Tingkat kehilangan air atau Non Revenue Water (NRW) yang dialami Perumda Air Minum Tirta Mangutama dinilai sudah mengalami progres perbaikan.

Dari data yang dimiliki direksi perusahaan plat merah kabupaten Badung ini mengalami penurunan. Berbagai upaya dan langkah dilakukan untuk mengurangi NRW, baik secara teknis maupun non tekhnis.

Direktur Utama Perumda Air Minum Tirta Mangutama, Wayan Suyasa menerangkan NRW yang terjadi sudah mengalami beberapa progres penurunan.

Pada tahun 2020 tingkat NRW mencapai 43,90 persen, kemudian menurun tahun 2021 menjadi 42,40, tahun 2022 menjadi 28,08 persen, tahun 2023 menurun menjadi 36 persen dan pada tahun 2024 ditarget turun menjadi 34 persen. “Untuk menurunkan 1 persen itu memang sangat berat, tapi kalau bisa turun itu akan sangat bermanfaat,” ucapnya belum lama ini.

Adapun langkah yang dilakukan adalah dengan memaksimalkan unit kehilangan air. Petugas secara rutin turun menyisir secara fisik disamping mencari titik yang bermasalah dan mencari kebocoran yang ada.

Hal itu dilakuoan pada daerah yang riskan dan terjadi kehilangan air. Pihaknya juga melakukan percepatan penanganan kebocoran, dalam waktu sehari 1 penanganan agar dapat selesai.

BACA JUGA:  Sampah Kayu Sumbat Jembatan Yang Biasa Dilewati Siswa Sekolah Luar Biasa, Khawatir Jadi Sarang Nyamuk

Diakuinya, ada beberapa titik jaringan yang bermasalah seperti di Puspem. Kemungkinan itu terjadi karena adanya pembangunan yang terjadi dan membuat instalasi pipa tergangu.

Hal itu nantinya akan diganti, apalagi ada indikasi kebocoran yang cukup banyak. Hal itu diharapkan bisa mengurangi kebocoran di lapangan.

Ia juga berharap usulan pengadaan reservoar di daerah puspem dapat terealisasi untuk mengurangi brban pompa agar tidak hidup 24 jam.

Reservoar itu juga akan membantu wilayah sekitar ketika terjadi permasalahan, sehingga air tidak akan langsung mati ketika terjadi gangguan. “Jadi nanti air yang disalurkan dari IPA Blusung akan diarahkan ke reseevoar. Darisana akan disalutkan mrlalui gravitasi ke masyarakat. Dengan demikian penggunaan listrik akan berkurang dan pipa tidak akan pecah karena tekanan air tidak begitu keras. Sehingga potensi kebocoran akan kurang dan pelayanan dapat stabil,” jelasnya.

Pihaknya juga berupaya melakukan kerjasama untuk pemanfaatan water meter elektronik dalam mengefisienkan pembacaan. Namun harga alat tersebut sangat mahal, sehingga langkah yang dijajaki membeli aplikasi atau baca hasil saja.

BACA JUGA:  Cemaran Plastik Air Minum Kemasan Meningkat, Harus Apa?

Sayangnya belum ada pihak yang mau. Kendati demikian, ia mengaku tetap melakukan langkah menekan NRW baik secara fisik maupun non fisik.

Termasuk memaksimalkan agar sektor pariwisata dalam menggunakan pemakaian air, karena hal itu juga dapat menekan NRW. Ia mengimbau masyarakat ataupun pelanggan agar segera melaporkan ketika ada indikasi pencurian atau kehilangan air.

Disisi lain, pengambilan air untuk operasional Damkar juga menjadi NRW. Sebab hal itu diambil dari hydran pompa, walaupun tercatat tapi itu jenis hilang tercatat.

Kebakaran mengambil air air di hydran. Jika semakin banyak kegiatan pengambilan air, maka akan cukup banyak terjadi kehilangan air.

Untuk itu pihaknya sudah berkoordinasi dengan Damkar, agar pengambilan yang dilakukan dapat dicatat, sehingga dilaporkan agar perhitungan di Perumda menjadi balance.

“Kami sudah komunikasikan dengan Damkar. Selama ini kami juga banyak dibantu oleh Damkar dalam pelayananan, yaitu mengirim air tangki ke daerah yang mengalami masalah air.kami juga telah anjurkan agar pengambilan air dapat djlakuian diatas, jangan dibawah,” imbuhnya.

Direktur Tekhnis Perumda Air Minum Tirta Mangutama, Made Suarsa menambahkan bahwa pihaknya sudah melakukan sejumlah langkah dalam menyikapi kehilangan air.

BACA JUGA:  Yogyakarta Bukti Ilmiah Keberhasilan Proyek Wolbachia di Indonesia

Untuk non tekhnis, pihakmya sudah berkoordinasi dengan bagian terkait, seperti dari bagian pelanggan, humas dan baca meter untuk meningkatkan akurasi baca meter.

Pihaknya sudah bekerjasama dengan SI untuk bagaimana bacaan pembaca water meter bisa diuji, sehingga tingkat kehilangan air bisa dipastikan. “Kita ingin pastikan tidak ada lagi yang bisa baca maju dan mundur  kedepan. Sebab ini sangat berpangruh sekali,” ujarnya.

Pihaknya juga mengaku memaksimalkan pemakaian dari pelanggan dan memastikan akurasi alat water meter. Dalam artian apakah 0 meter yang terjadi disebabkan karena water meter yang tidak akurat atau pelanggan yang tidak memakai.

Hal itu mrnjadi salah satu faktor yang berpengaruh dan diidentifikasi permasalahannya, termasuk untuk pemakaian besar yang di pastikan apakah air yang masuk sudah sesuai. Data tersebut dikumpulkan oleh Kabag pelanggan dan menjadi data nontekhnis pihaknya.

“Dengan demikian maka hal ini bisa diidentifikasi dan diselesaikan cepat. Kita juga mempunyai zona pemetaan terkait tingkat kehilangan air,” imbuhnya. (M-003)

  • Editor: Daton