Kondisi ini akan menjadi salah satu fokus pembahasan dalam pertemuan resmi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Denpasar dengan Gubernur Bali pada 14 Desember mendatang. Pemerintah Kota Denpasar berencana menyampaikan peta kekuatan, titik lemah, dan tantangan baru terkait meningkatnya kunjungan wisatawan yang ikut memperbesar volume sampah.
Arya Wibawa mengingatkan agar kebijakan penghentian pembuangan sampah tidak memunculkan masalah baru. “Kami tidak ingin masalah di TPA Suwung selesai, tetapi sungai atau fasilitas umum justru dipenuhi sampah rumah tangga,” ujarnya. Ia menegaskan perubahan perilaku masyarakat dalam memilah sampah tidak bisa dilakukan dalam hitungan minggu.
Sebagai solusi jangka panjang, Denpasar menyiapkan proyek PSEL (Pengolahan Sampah Energi Listrik) berbasis teknologi tinggi. Groundbreaking ditargetkan awal 2026, dengan dukungan minat investasi dari 24 investor asing, termasuk perusahaan dari Cina, Eropa, dan Finlandia.
Total investasi diperkirakan mencapai Rp3 triliun, bergantung teknologi yang dipilih. PSEL direncanakan mampu mengolah seluruh jenis sampah organik maupun anorganik menggunakan pembakaran bersuhu lebih dari 1.000°C.
Menutup pernyataannya, Arya Wibawa menegaskan perlunya kerja sama antara Pemkot Denpasar, Pemprov Bali, dan Kabupaten Badung dalam mencari solusi komprehensif.
“Mari berpikir jernih. Kita butuh kolaborasi, bukan hanya kebijakan sepihak. Ini masalah besar yang harus diselesaikan bersama,” pungkasnya.*
- Editor: Daton









