Selasa, 21 Mei, 2024

Juru Bicara Kemenlu Lalu Muhamad Iqbal saat berdiskusi dengan jurnalis soal kesiapannya maju sebagai Bakal Calon Gubernur NTB di Pilgub NTB 2024. (Foto: Istimewa)

Iqbal pun lantas meminta stafnya untuk membuka hotline untuk orang asing. Beruntung, dari data sebanyak 200 orang wisatawan, ternyata yang mengadukan jumlah wisatawan yang terjebak di kawasan Tiga Gili, angkanya terus bertambah yakni sekitar 400 pengaduan. 

Bahkan, warga lokal yang banyak mengadukan hal tersebut. Sebab, hotline yang dimiliki Pemda setempat tidak jalan kala itu. 

“Saya langsung menjadikan warga lokal menjadi volunteer untuk membantu evakuasi wisatawan yang terjebak di kawasan Tiga Gili. Namun kendala kita kala itu, adalah kapal Basarnas yang ada hanya satu unit. Sehingga evakuasi sempat lambat terjadi. Sehingga saya ambil inisiatif meminta bantuan kapal nelayan untuk mengangkut para wisatawan yang kala itu menumpuk di Gili Air dan Gili Meno. Ini saya lakukan karena nelayan jika tidak ikut membantu maka kesan kedepan terhadap citra pariwisata NTB bakal buruk,” papar Iqbal. 

Ia langsung meminta pada Menteri Luar Negeri yang kala itu tengah rapat kabinet bersama Presiden Jokowi untuk bisa menghubungi Menteri Perhubungan untuk menyiapkan armada bus DAMRI yang stand by di Pelabuhan Teluk Nare Pemenang untuk mengangkut para wisatawan ke lokasi yang aman. 

BACA JUGA:  Soroti Kasus Bule Pukul Pecalang, Ini yang Diminta MDA Bali

“Dan saya memberikan pemahaman ke para turis jika ingin lanjut liburan maka wilayah di Lombok Selatan masih aman atau bisa ke Pelabuhan Lembar untuk melanjutkan wisata ke Pulau Bali,” kata Iqbal. 

Menurut dia, belajar dari kasus evakuasi wisatawan yang terjebak di kawasan Tiga Gili dan Senggigi tersebut, justru pembangunan pariwisata NTB terlihat  lemah dari sisi tata kelola pengembangan pariwisata dari hulu hingga hilirnya. 

Padahal, harmonisasi pengembangan pariwisata sebagai generator pembangunan di daerah harus juga melibatkan semua komponen masyarakat. Utamanya, adalah masyarakat dan para pelaku pariwisatanya. 

“Kasus DBD yang terjadi pada sembilan turis asing saat berlibur di Gili Air itu harusnya sudah bisa dilakukan kontijensi plan. Ini karena DBD adalah penyakit yang selalu datang tiap tahun saat musim penghujan. Tentunya, ini sudah bisa kita lakukan deteksi sejak jauh-jauh hari,” tegas Iqbal. 

Ia memastikan bahwa jika diamanahkan menjadi  Calon Gubernur NTB terpilih di Pilgub 2024, tentunya kehadiran negara.  Utamanya pemerintah daerah harus bisa terwujud sesuai pembukaan UUD 1945. 

“Saya ini sudah jalan sejak enam bulan lalu ke hampir semua pelosok daerah di NTB. Hanya satu yang dirasakan kurang yakni, kehadiran negara sesuai pembukaan UUD 1945. Nah, kalau itu bisa kita lakukan, tentunya semua persoalan pariwisata di NTB akan bisa kita urai hingga ke akar-akarnya, sehingga masyarakat bisa sejahtera. Serta wisatawan akan nyaman dan aman berlama-lama berkunjung ke wilayah NTB,” tandas Lalu Iqbal menjelaskan.

BACA JUGA:  Yogyakarta Bukti Ilmiah Keberhasilan Proyek Wolbachia di Indonesia

Diketahui, sebanyak sembilan turis asing terpapar DBD saat berlibur di Gili Air, KLU.  Penemuan kasus DBD itu berdasarkan informasi dari laman Facebook Anonymous Participant.

Penemuan kasus DBD itu berdasarkan informasi dari laman Facebook Anonymous Participant.

Laman Facebook Anonymous Participant menyebutkan banyak WNA di Gili Air, Lombok Utara, dirawat di rumah sakit karena menderita DBD. Hal itu dibenarkan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) NTB.

“Benar ditemukan riwayat sembilan WNA penderita kasus DBD yang pernah dirawat di Klinik Medika Gili Air pada periode Februari hingga Maret 2024,” ujar Kadinkes NTB Lalu Hamzi Fikri, Selasa 26 Maret 2024. 

Fikri mengatakan sembilan WNA penderita DBD itu sempat dirawat di klinik pada 11 hingga 21 Maret 2024. Mereka masing-masing berasal dari Australia, Inggris, Swiss, dan Jerman. “Mereka sudah sembuh ya,” cetusnya.

BACA JUGA:  Target Wisatawan Libur Lebaran, Pengelipuran Tawarkan Sensasi Baru dan Atraksi Budaya

Fikri menjelaskan sesuai prediksi Kementerian Kesehatan (Kemenkes), tren kasus DBD terjadi pada minggu ke-10 2024. Sesuai prediksi, Lombok Utara mengalami peningkatan kasus cukup signifikan.

“Sejak bulan Desember dan Januari memiliki kriteria risiko DBD sangat tinggi, Februari dan Maret memiliki resiko tinggi, April risiko sedang, dan Mei sampai September risiko rendah,” katanya.

Fikri telah mengirimkan surat imbauan kepada seluruh dinkes kabupaten/kota di NTB dalam rangka kesiapsiagaan menghadapi potensi kejadian luar biasa DBD. Rekomendasi yang diberikan Dinkes NTB dalam penanganan kasus DBD yakni meningkatkan deteksi dini kasus di fasilitas kesehatan seperti puskesmas, klinik, dan rumah sakit.

Hingga saat ini, terdapat tiga puskesmas di Lombok Utara dengan kasus DBD lebih dari 20 kasus pada Januari sampai 20 Maret, yakni Puskesmas Senaru sebanyak 34 kasus, Puskesmas Santong 37 kasus, dan Puskesmas Tanjung 24 kasus.

“Sebagian besar penderita di Lombok Utara berusia lebih dari 15 tahun dan berjenis kelamin laki-laki,” tandas Fikri. (M-003)

  • Editor: Daton