NTB Lemah Kontijensi Plan Terkait Sembilan Turis Asing Terjangkit DBD, Begini Penjelasan Jubir Kemenlu

MATARAM MENITINI.COM – Bakal Calon Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal menaruh perhatian pada kasus demam berdarah dengue (DBD) yang menimpa sebanyak sembilan turis asing saat berlibur di Gili Air, Kabupaten Lombok Utara (KLU) beberapa waktu lalu. 

Menurut Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) ini, seharusnya penyakit DBD di destinasi wisata di NTB harus menjadi fokus pemerintah daerah. 

Sayangnya, hal tersebut terkesan dilupakan. Padahal, kontijensi plan dalam menghadapi ancaman penyakit hingga bencana harus sudah disiapkan. Terlebih, DBD adalah penyakit yang terjadi setiap tahunnya. 

“Jadi, dengan kita memilih pariwisata sebagai sektor unggulan daerah, tentunya generator pariwisata itu harus juga sudah disiapkan. Utamanya, pada sisi kontijensi plan, sehingga ancaman terhadap bencana hingga penyakit sudah bisa kita lakukan deteksi dini,” ujar Iqbal saat berdiskusi dengan jurnalis di Tuwa Kafe Kota Mataram, Minggu malam (31/3) dikutip posbali.net.

BACA JUGA:  Bupati Jembrana Sampaikan LKPJ Tahun 2023 dan Dua Ranperda

Mantan Dubes Turki ini, mengaku bahwa Pemprov dan Pemda di NTB selama ini, sangat suka mengundang turis asing datang ke provinsi NTB. Namun saat bencana tiba justru kontijensi plan tidak pernah disiapkan. 

Iqbal pun mengaku memiliki pengalaman saat peristiwa Gempa Lombok pada tahun 2018 lalu. Di mana kala itu, Iqbal yang menjabat Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia sempat mengevakuasi ratusan turis asing yang tengah terjebak di kawasan Senggigi dan Tiga Gili (Trawangan, Air dan Meno) di KLU. 

Padahal Iqbal juga tengah mengevakuasi keluarganya yang juga terkena dampak dari gempa Lombok. 

“Waktu itu, saat saya hendak ke Bandara Lombok usai mengevakuasi orang tua dan ratusan turis asing, tiba-tiba Ibu Menteri Luar Negeri menelpon saya dan ditanyakan bagaimana kondisinya. Saya jawab, ini Bu Menlu, saya lagi menuju bandara dan sudah sempat mengevakuasi beberapa turis asing ke perbukitan karena ada informasi akan adanya tsunami. Dan oleh Ibu Menlu, saya diminta tinggal sementara waktu di Lombok untuk mengurus evakuasi turis asing yang masih berada di Tiga Gili,” jelas Iqbal menceritakan.