JAKARTA,MENITINI.COM-Jaksa Agung Republik Indonesia, ST Burhanuddin, menegaskan pentingnya integritas dan profesionalisme bagi peserta Pendidikan dan Pelatihan Pembentukan Jaksa (PPPJ) Angkatan 82 Gelombang I Tahun 2025.
Pesan ini disampaikan saat memberikan ceramah di Badan Diklat Kejaksaan RI, Jakarta, yang diikuti oleh 355 calon jaksa yang segera dilantik.
Dalam arahannya, Burhanuddin menekankan bahwa seorang jaksa tidak hanya dituntut menguasai hukum, tetapi juga harus bertransformasi menjadi aparat penegak hukum yang berintegritas, berkeadilan, humanis, akuntabel, dan modern dalam menyongsong Indonesia Emas 2045.
“Integritas merupakan fondasi utama penegakan hukum. Tanpa integritas, keadilan dan keberlangsungan hukum tidak akan terwujud. Seorang jaksa harus menyeimbangkan kepastian hukum, kemanfaatan, dan keadilan dengan landasan hati nurani,” tegas Jaksa Agung.
Lima Karakter Jaksa yang Harus Dijaga
Burhanuddin juga meminta peserta PPPJ menanamkan lima karakter utama sesuai nilai Tri Krama Adhyaksa, yaitu:
- Soliditas – menjaga kebersamaan dan memperkuat institusi.
- Integritas – konsistensi hati, ucapan, dan tindakan berlandaskan nilai kebenaran.
- Gigih – pantang menyerah menghadapi kompleksitas tugas.
- Andal – dapat dipercaya, bijak, dan memiliki keterampilan manajerial.
- Profesional – berbekal pengetahuan hukum komprehensif dan patuh regulasi.
Tantangan Penegakan Hukum Modern
Dalam kesempatan tersebut, Jaksa Agung juga mengingatkan calon jaksa soal berbagai tantangan yang akan dihadapi, mulai dari implementasi KUHP Nasional, pembahasan RKUHAP, hingga penanganan kasus korupsi, narkotika, pencucian uang, kejahatan berbasis gender, serta tindak pidana siber dan aset digital.
“Penegakan hukum modern tidak hanya soal teknologi, tetapi juga menjunjung hak asasi manusia, keadilan prosedural, dan adaptif terhadap dinamika masyarakat. Dengan akuntabilitas, Kejaksaan akan tetap dipercaya publik,” ujarnya.
Selain kecerdasan, Burhanuddin menekankan bahwa jaksa juga harus menjunjung tinggi adab dan etika. Menurutnya, kecerdasan tanpa adab berpotensi disalahgunakan, sementara adab yang disertai kecerdasan akan melahirkan kebijaksanaan.
“Jagalah marwah institusi. Jangan rusak kepercayaan publik dengan penyimpangan. Jadilah pemimpin inspiratif yang mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi,” imbuhnya.
Menutup ceramahnya, Burhanuddin memberikan motivasi kepada para peserta PPPJ untuk tetap bersemangat, menjaga kesehatan, dan selalu berdoa dalam menjalankan pengabdian kepada masyarakat, bangsa, dan negara.*
- Editor: Daton