Minggu, 19 Mei, 2024
Rilis survei nasional pada Bulan Juni 2023 yang dilakukan oleh Algoritma

Rilis survei nasional pada Bulan Juni 2023 yang dilakukan oleh Algoritma. (Foto: Istimewa)

JAKARTA,MENITINI.COM-Direktur Eksekutif ALGORITMA Research and Consulting Aditya Perdana menyampaikan bahwa polarisasi masyarakat yang selama ini menjadi kekhawatiran bersama tidaklah seperti yang dikhawatirkan banyak pihak.

“Dalam survei nasional tatap muka yang dilakukan pada Bulan Juni tahun 2023 ini ALGORITMA mendapatkan temuan bahwa yang terjadi di masyarakat saat ini adalah pembelahan pilihan politik, bukan polarisasi masyarakat,” terang Aditya dalam keterangan tertulisnya, (26/6/2023).

Aditya menjelaskan bahwa untuk mencari tahu mengenai polarisasi ini, ALGORITMA mencoba mengukur pandangan masyarakat dari beberapa isu sosial, politik, agama dan beberapa isu lainnya. Hasil survei menunjukkan bahwa polarisasi yang dikhawatirkan tersebut tidak nampak.

Bahkan Aditya mengatakan bahwa dalam banyak isu masyarakat Indonesia dengan berbagai latar belakang pilihan politik baik partai ataupun calon presiden memiliki penyikapan terhadap beberapa isu pada spektrum yang relatif sama.

“Polarisasi tentu akan terus menjadi ancaman yang laten bagi bangsa ini, kita tak boleh lengah. Namun kalau ada pihak yang terus-menerus menggembar-gemborkan adanya polarisasi masyarakat, padahal pada kenyataanya tidak demikian, tentu jadi tugas kita semua termasuk kami di lembaga survei yang memotret dan merekam untuk mengingatkannya,” ujar Aditya.

BACA JUGA:  Sebanyak 278 Gugatan Sengketa Hasil Pemilu 2024 telah Didaftarkan di MK

Aditya mengingatkan bahwa perbedaan pilihan politik dalam gelaran politik rutin lima tahunan baik Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, Pemilu Legislatif maupun Pemilihan Kepala Daerah adalah hal yang wajar. Bahkan menurutnya perbedaan politik itu salah satu indikator demokrasi prosedural maupun substansial yang berjalan dengan baik di Indonesia.

“Perbedaan pilihan politik dalam pemilu adalah keniscayaan, dan itu bukan polarisasi. Justru dalam survei kami ini nampak sekali apapun pilihan politiknya, bangsa ini punya perhatian besar yang sama yaitu pada isu pentingnya untuk mempercepat laju pertumbuhan ekonomi Indonesia,” terang Aditya.

Capres Rotasi, Wapres Dinamis

Aditya juga menjelaskan bahwa menurutnya bursa capres dan cawapres kian menarik karena ada rotasi dalam urutan dan juga dinamika nama-nama yang muncul ke level tiga besar bursa capres dan cawapres.
Aditya menyatakan pada survei nasional yang dilakukan ALGORITMA bulan Juni 2023 ini tiga nama masih konsisten menempati posisi elektoral tertinggi yaitu secara berurutan untuk capres adalah Ganjar Pranowo (29,3%), Prabowo Subianto (24,6%) dan Anies Baswedan (16,9%).

BACA JUGA:  Seribu Ton Impor Beras Asal Vietnam Mencekik Petani di Pulau Sumbawa

“Jika dibandingkan dengan Survei ALGORITMA yang dilakukan 6 bulan lalu yaitu Desember 2022 ada rotasi pilihan capres yang saat itu angkanya Ganjar Pranowo (25,1%), Anies Baswedan (18,7%) serta Prabowo Subianto (16,6 %),” terang Aditya.

Aditya menambahkan bahwa dukungan pemilih terhadap bakal calon presiden juga masih sangat volatil, menggambarkan masih terbukanya pemilih untuk beralih pilihan. Hanya sekitar sepertiga yaitu 33,9% pemilih yang menyatakan bahwa pilihan capresnya sudah final dan tak akan berubah pilihan.

“Dengan pemilih yang sebagian besar masih mungkin berubah pilihan capresnya ini tentu pertarungan akan menjadi sangat dinamis. Sejalan dengan itu bursa untuk cawapres pun akan kian dinamis untuk menarik keyakinan calon pemilih,” buka Aditya.

Aditya memberikan sorotan khusus justru pada bursa calon wakil presiden yang cenderung lebih dinamis. Menurutnya dalam survei terbaru yang dilakukan ALGORITMA ini ada dua nama yang meningkat pesat posisi elektoralnya di mata publik yaitu Sandiaga Salahudin Uno dan Mahfud MD.

BACA JUGA:  Ditanya Maju Pilkada NTB, Lalu Gita Aryadi: Kalau Belum Ada Partai, Ngapain Paksakan Diri

Pada survei ini urutan untuk level elektoral cawapres adalah Sandiaga Salahudin Uno 11,3%, Erick Thohir 10,3% dan Mahfud MD 8,8%. Angka ini sangat dinamis karena jika dibandingkan dengan Desember 2022 urutannya adalah Ridwan Kamil (11,8%), Sandiaga Uno (7,4%), dan Erick Thohir (6%).

“Kami melihat Sandiaga Uno momentumnya menguat signifikan, Ridwan Kamil mulai kehilangan akselerasinya yang sempat luar biasa, dan Mahfud MD muncul memikat publik bahkan sampai membuat Ridwan Kamil terpental dari tiga besar,” ungkap Aditya.

Aditya juga menjelaskan dalam survei ini ALGORITMA mencari tahu jika tiga besar nama capres yaitu Ganjar, Prabowo dan Anies jika tidak maju pilpres, maka siapa yang akan dipilih publik. Maka urutan yang muncul adalah Sandiaga Uno 9,3%, Ridwan Kamil 9,3% dan Mahfud MD 8,2%.

“Sandiaga Uno, Ridwan Kamil dan Mahfud MD adalah sosok yang oleh masyarakat dianggap paling layak dipilih untuk menjadi presiden jika tiga nama teratas yaitu Ganjar, Prabowo dan Anies karena satu dan lain hal tidak jadi maju pilpres,” terang Aditya.