Kamis, 16 Mei, 2024

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati. (Foto: istimewa)

Sementara itu, Plt Deputi Bidang Klimatologi, Ardhasena Sopaheluwakan, menyampaikan tujuan dari lokakarya internasional ini juga adalah untuk menguatkan kapasitas layanan yang mendukung adaptasi perubahan iklim, sehingga dampak negatif dan kerugian dari perubahan iklim, terutama yang sangat terasa dampaknya di negara miskin atau negara berkembang dan negara kepulauan, dapat dicegah dan dikurangi sehingga keadilan iklim dapat terwujud.

Workshop dibagi menjadi empat sesi. Pada sesi pertama membahas tentang fenomena El Nino Southern Oscillation, sesi kedua mengenai dampaknya terhadap kekeringan, sesi ketiga membahas dampak kekeringan terhadap beberapa sektor strategis/penting, dan sesi keempat menyoroti beberapa layanan iklim untuk sektor-sektor tersebut, namun dari sudut pandang pengguna.

BACA JUGA:  Tekanan Rendah di Laut Arafuru Selatan, Picu Gelombang Tinggi dan Hujan Lebat di Timur Indonesia

Pemateri pada diskusi ini melibatkan pemateri dan pakar dari dalam negeri dan luar negeri. Pakar dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) Prof.Fredolin Tangang, pakar dari Sriwijaya University Prof.Iskhaq Iskandar, pakar dari Japan Marine-Earth Science and Technology (JAMSTEC) Dr. Takeshi Doi, CEO dari su-re.co Dr. Takeshi Takama, pakar dari Wageningen University and Research Dr. Samuel Jonson Sutanto, serta pakar-pakar yang menjadi perwakilan sektor-sektor yang terdampak oleh iklim dari Kementrian Pertanian, Dosen Universitas Udayana, Dinas Pertanian Provinsi Bali, Dinas Kesehatan Provinsi Bali.(rls)

  • Editor: Daton