AMBON, MENITINI.COM – Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa bakal mengupayakan sistem pengolahan air laut jadi layak minum untuk sejumlah daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T) di Maluku.
Sistem penyulingan air atau destilasi air payau menjadi air layak minum disebut sebagai solusi krisis air bersih di wilayah 3T.
Hendrik menyatakan instalasi salinisasi proses untuk mengolah air laut atau air payau menjadi air tawar layak dikonsumsi berguna untuk masyarakat di pulau terluar.
Menurut Gubernur, di Maluku ada pulau-pulau yang akses air bersihnya itu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Ada wilayah-wilayah yang memang tidak mudah memperoleh air bersih untuk dikonsumsi masyarakat.
“Pemerintah harus melihat ini sebagai suatu kesempatan memberikan jalan keluar kepada mereka,” ujar Lewerissa, Rabu (11/6/2025).
Teknologi destilasi air tersebut, menggunakan reverse osmosis untuk pasokan air tawar di daerah terpencil.
Dikatakan, bahwa teknologi ini tidak terlalu mahal dari segi biaya, serta listriknya berasal dari tenaga surya.
Investasinya juga tidak seperti yang dikhawatirkan karena tidak terlalu mahal, dan bisa terjangkau untuk dibiayai oleh Pemerintah Daerah Maluku.
“Kehadiran kami di sini selain bertemu dengan Prof. Nyoman yang menangani proyek, kami juga berkesempatan membangun dialog dengan beliau, yang mana membuka kesempatan untuk putra-putri kami dikirim dan berlatih di sini,” kata Lewerissa.
Untuk merealisasi sistem destilasi air tersebut, rencananya Universitas Diponegoro bakal bekerjasama dengan Universitas yang ada di Ambon.
Tujuannya agar sistem filtrasi membran untuk destilasi air payau atau air laut dengan tenaga surya dapat dipelajari oleh putri putri daerah.
“Ini tidak sulit sebenarnya tetapi kalau dikuasai maka suatu saat kita tidak harus tergantung selalu dengan tenaga pendidik dari Universitas Diponegoro, karena Maluku punya putra-putri, sumber daya manusia yang bisa mengoperasikan fasilitas ini,” tutupnya. (M-009)
- Editor: Daton