Selasa, 15 Oktober, 2024

Perwira Polisi di Kuta Selatan yang Rutin Edukasi Masyarakat Terkait Pemilahan Sampah

Wayan Suita saat mengedukasi dan membina Ibu-ibu PKK di Pecatu dan Kelurahan Benoa. (Foto: M-003)

KUTA, MENITINI.COMĀ – Sosok Iptu Wayan Suita sudah tak asing lagi bagi masyarakat di Kuta Selatan.

Kanit Binmas Polsek Kuta Selatan (Kutsel) ini aktif berperan mengedukasi dan membina warga di wilayah kerjanya untuk pemilahan maupun pengolahan sampah kertas menjadi  barang bernilai ekonomis.

Hal ini membuat dirinya diapresiasi berturut-turut oleh Kapolda Bali, SDM Polri hingga penghargaan Hoegeng Corner atas dedikasi dan inofasi sebagai anggota polri yang berkontribusi membina Bank Sampah di wilayah Kuta Selatan belum lama ini.

Iptu Wayan Suita mengungkapkan apa yang dilakukan dirinya merupakan bagian dari upaya kepedulian akan masalah sampah yang selama ini masih menjadi hal serius yang perlu ditangani bersama.

Selama ini sampah seolah menjadi konotasi negatif, padahal dengan memilah sampah hal itu dapat menjadi sebuah berkah. Baik secara ekonomi, kesehatan dan lingkungan yang lebih bersih. Karena itu pihaknya turun ke masyarakat melakukan edukasi dan pembinaan pemilahan sampah menjadi barang bernilai ekonomi.

Hal itu untuk merubah mindset masyarakat akan sampah serta mencegah membuang sampah sembarangan di lingkungan. “Dengan memilah sampah ini sebenarnya dapat menjadi berkah. Selain dapat ditabung di bank sampah, pemilahan ini dapat menjadi nilai ekonomi jika diolah dengan baik,” ucapnya.

Dipaparkannya, upaya mengedukasi dan membina warga soal memilah sampah berawal dari keberadaan Bank Sampah Abukasa yang didirikan keluarganya pada Nopember 2011.

Lahirnya bank sampah yang beralamat di Jalan Bedahulu Denpasar ini atas kepedulian terhadap lingkungan atas kondisi masyarakat yang masih cuek terhadap pengelolaan sampah.

Karena sumber sampah berasal dari rumah tangga, maka edukasi pemilahan sampah di masyarakat dilakukan berbasis banjar. Ia mengajak masyarakat memilah sampah dari sumber, untuk kemudian ditabung di bank sampah.

Dengan demikian maka masyarakat menjadi paham bahwa memilah sampah merupakan aktivitas yang dapat bernilai ekonomi. 

Selain itu pihaknya juga mengajarkan terkait pengolahan sampah kertas menjadi bokor, lampu hias, diorama kertas yang meningkatkan nilai pemilahan sampah.

Hal itu diajarkan kepada PKK di Kelurahan Benoa dan Desa Pecatu, serta sekolah-sekolah di Kuta Selatan. Sambutan masyarakat begitu positif dan antusias mengikuti apa yang diajarkan. Bahkan salah satu banjar di Kuta Selatan yaitu banjar Wanagiri Ungasan berhasil menjadi yang terbaik dalam lomba banjar, terkait merecycle sampah dari sumber. “Tidak ada alasan sampah tidak berguna, ini tentu harus dikelola dan diolah dengam baik menjadi potensi ekonomi baru,”tandasnya.Ā (M-003)

  • Editor: Daton