Tradisi Paskah Ortodoks
Seperti banyak hari raya Kristen, beberapa tradisi Paskah memiliki akar yang sama dengan perayaan Pagan. Menghias telur, yang melambangkan kehidupan baru berasal dari abad ke-13 ketika gereja melarang makan telur selama Pekan Suci. Kelinci Paskah, yang diyakini sebagai akulturasi budaya Jerman pada 1700-an, merupakan simbol kesuburan yang terjadi saat momen Paskah. Baik orang Kristen maupun Kristen Ortodoks merayakan liburan Paskah dengan ibadat gereja yang menggembirakan dan perarakan Sakramen Maha Kudus. Sering dekorasi altar lebih meriah dengan kehadiran bunga lili putih dan warna-warna cerah. Gereja-gereja Ortodoks Timur sering mengadakan Malam Paskah pada Sabtu Suci, dan upacara cahaya dengan prosesi lilin saat ibadat pada tengah malam.
Makan bersama dan kumpul keluarga merupakan hal yang wajib saat Paskah. Keluarga merupakan inti terkecil dari komunitas Gereja. Makanan Paskah Kristen tradisional sering kali mencakup ham, sayuran musim semi, dan roti panggang (roti gulung manis dengan tanda silang). Pada makan malam Paskah Kristen Ortodoks, telur rebus warna merah harus berada bersama dengan daging domba. Keduanya menjadi lambang tubuh dan darah Yesus yang sudah dikurbankan seperti kutipan Yohanes 1:29 mengatakan, “Lihatlah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia.” Selain itu, pemilihan domba juga memiliki makna Yahudi yang kuat, karena sebagai lambang korban dan sering disajikan selama Paskah bersama dengan sayuran pahit. (M-010)