KUALANAMU,MENITINI.COM-Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) Hanif Faisol Nurofiq meninjau langsung dampak banjir bandang di Aceh Timur melalui pemantauan udara menggunakan helikopter, Minggu (14/12/2025). Kunjungan ini dilakukan untuk memastikan kehadiran negara di tengah duka masyarakat sekaligus mengumpulkan data ilmiah terkait kerusakan hutan dan lahan yang diduga menjadi pemicu bencana.
Dalam peninjauan tersebut, Menteri Hanif melihat kondisi lingkungan yang mengalami degradasi serius. Kawasan hulu yang seharusnya berfungsi sebagai penyangga ekosistem tampak terbuka, alur sungai melebar, serta terlihat jejak longsoran tanah yang mengarah ke permukiman warga. Temuan ini menguatkan dugaan bahwa banjir bandang tidak semata dipicu faktor alam, melainkan juga tekanan berat terhadap daya dukung lingkungan.
“Kami datang bukan hanya untuk melihat, tetapi memastikan negara hadir bagi masyarakat terdampak. Keselamatan rakyat adalah yang utama, dan kerusakan lingkungan tidak boleh terus dibiarkan,” ujar Hanif.
Peninjauan udara yang melintasi wilayah Pesisir Timur Aceh, mulai dari Tusam, Lhokseumawe, Langsa hingga Aceh Tamiang, menemukan indikasi kuat penyerobotan kawasan hutan dan lahan untuk perkebunan sawit serta pertambangan ilegal. Aktivitas tersebut bahkan terdeteksi di lereng dengan kemiringan ekstrem di atas 45 derajat, yang berisiko tinggi memicu bencana hidrometeorologi.









