Komitmen Produsen Kendaraan Listrik
Komitmen pengelolaan limbah baterai juga disampaikan oleh produsen kendaraan listrik BYD. Pabrikan asal China tersebut menyatakan telah memiliki kesiapan teknologi untuk menangani baterai bekas agar tidak mencemari lingkungan.
Head of Public and Government Relations BYD Indonesia, Luther Pandjaitan, mengatakan pengelolaan baterai merupakan bagian integral dari perjalanan panjang perusahaan di industri kendaraan listrik.
“Selama 30 tahun, BYD tidak terlepas dari pengembangan dan pengelolaan teknologi baterai dari hulu ke hilir, mulai dari bahan baku hingga pengelolaan limbah. Teknologi itu sudah kami kuasai,” ujarnya.
Meski kendaraan BYD di Indonesia masih tergolong baru, perusahaan mengaku telah menyiapkan langkah antisipatif. Dengan masa garansi baterai mencapai delapan tahun, BYD memiliki waktu untuk mematangkan sistem pengelolaan baterai bekas secara menyeluruh.
Hal tersebut disebut sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan dalam menjaga kelestarian lingkungan Indonesia agar tidak terbebani limbah baterai kendaraan listrik di masa mendatang.
“Kami sangat siap. Kami tidak hanya memproduksi kendaraan, tetapi juga baterai. Bahkan, BYD merupakan salah satu produsen baterai terbesar di dunia, sehingga teknologi pengelolaannya sudah ada di tangan kami,” kata Luther.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), jumlah kendaraan listrik berbasis baterai di Indonesia terus mengalami peningkatan, dari 15.318 unit pada 2023 menjadi 43.188 unit pada 2024. Hingga Agustus 2025, jumlah BEV tercatat telah mencapai 51.191 unit.
Seiring pertumbuhan tersebut, pengelolaan limbah baterai dinilai menjadi agenda penting agar upaya transisi energi bersih benar-benar sejalan dengan perlindungan lingkungan hidup. (Sumber: Antara)
- Editor: Daton









